Hal itu terlihat dari pergerakan saham Bank Danamon pada perdagangan Selasa (22/1/2019) yang melejit 650 poin atau 7,78% ke level 9.000 per saham dibandingkan harga penutupan kemarin.
Hari ini, saham Bank Danamon mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 718,42 miliar dengan volume 80,30 juta unit saham dan frekuensi sebanyak 4.079 kali.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai, melejitnya saham Bank Danamon lebih disebabkan karena spekulasi pelaku pasar karena akuisisi yang dikabarkan akan rampung pada Mei 2019 mendatang. Namun dalam dampak jangka pendek, merger Danamon-BBNP secara bisnis tidak akan berubah secara signifikan.
"Yang diakusisi ini ekuitasnya tidak terlalu besar, memang secara keseluruhan sektor perbankan ada signal pemulihan melalui pertumbuhan kredit, confidence pasar terus besar, meski suku bunga naik, kenaikan saham Bank Danamon lebih kepada spekulasi pasar," kata Alfred Nainggolan, kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/1/2019).
Alfred menuturkan akusisi tersebut akan memperbesar ruang gerak Bank Danamon, pasalnya setelah penggabungan bisnis, aset kedua bank tersebut akan menjadi Rp 186 triliun.
Rinciannya, berdasarkan laporan Keuangan Bank Danamon yang dipublikasi di BEI mencatat, secara konsolidasi punya aset Rp 178,63 triliun. Sedangkan, Bank Nusantara Parahyangan asetnya sebesar Rp 7,99 triliun per 30 September 2018.
"Meski asetnya besar, dilihat dari BUKU-nya gak akan berubah," tutur dia. Ia menyebut, merger itu untuk mengimbangi adanya gap antara Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dengan BUKU 3 maupun BUKU 2. "Karena gap-nya terlalu jauh," ujar dia.
Fokus Bisnis
Lantas, bagaimana gambaran bisnis Bank Damanon paska merger?
Berdasarkan prospektus perusahaan yang dirilis hari ini, Bank Danamon akan menjalankan kegiatan perbankan dengan fokus pada segmen ritel, usaha kecil dan menengah (UKM), perbankan bisnis (komersial dan korporasi atau Enterprise Banking) dan segmen usaha mikro.
Saat ini Danamon juga memiliki anak usaha di bidang pembiayaan pembelian kendaraan bermotor roda dua dan roda empat (multifinance) melalui PT Adira DInamika Multi Finance Tbk (ADMF). Bisnis ini juga menyediakan pembiayaan berbasis syariah.
Selain itu, BDMN juga didukung bisnis asuransi konvensional dan berbasis syariah untuk individu dan perusahaan lewat PT Asuransi Adira Dinamika. Produk-produknya antara lain Autocillin (asuransi mobil), Motopro (asuransi sepeda motor), Medicillin (asuransi kesehatan), dan Travellin (asuransi perjalanan).
Asuransi Adira juga menyediakan produk lain seperti asuransi kecelakaan diri, properti, alat berat, kargo laut dan lambung kapal, mesin (engineering), surat jaminan, kargo, trade credit dan produk asuransi lainnya.
Dari seluruh bisnis yang dijalankannya ini, Danamon memiliki total jaringan distribusi sebanyak 1.252 cabang dan gerai layanan yang mencakup kantor konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam, unit usaha Syariah, dan jaringan kantor cabang Adira Finance serta Asuransi Adira.
Di sisi lain, Bank BNP sebelumnya memperoleh izin menjalankan kegiatan perbankan umum, kemudian perusahaan meningkatkan status menjadi bank devisa. Bank ini fokus pada bisnis jasa dan transaksi perbankan internasional yang meliputi pengiriman uang luar negeri (remittance), transaksi ekspor-impor, baik dalam dan luar negeri (L/C dan SKBDN), Bank Garansi dan Settlement Bank.
BNP juga menjalankan bisnis perkreditan dengan fokus penyaluran kredit pada pinjaman modal kerja, kredit investasi serta pembiayaan perdagangan. Tak hanya itu, BNP memiliki segmen bisnis penyaluran kredit konsumen dan bisnis perbedaharaan (treasury) sehingga menjadi keunggulan nantinya bagi Bank Danamon. (hps)
http://bit.ly/2R5yhwd
January 23, 2019 at 01:14AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Analis: Saham Bank Danamon Melejit karena Spekulasi Pasar"
Post a Comment