Mata uang zona Eropa tersebut menjadi mata uang utama yang diperbandingkan dengan dolar AS, bobotnya juga lebih dari 50% dalam komposisi DXY.
Secara pergerakan, euro masih lebih lemah dari dolar AS, di mana dolar AS bergerak pada posisi di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Sumber: Refinitiv
|
Adapun level penahan penurunan euro yang paling terdekat berada di 1,1300 per satu dolar AS, sedangkan level penghalang kenaikannya berada di 1,1450 per dolar.
Euro sempat tertekan melihat perkembangan Brexit yang menemui jalan buntu di Parlemen Inggris. Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn nampak belum bisa damai dalam menyelesaikan masalah Brexit tersebut.
Hingga berita ini dimuat, euro pada posisi menguat 0,21% ke level 1,1384. Salah satu faktor kebangkitan tersebut justru dari Asia. Ekonomi Negeri Panda dilaporkan tumbuh 6,6% secara tahunan. Meskipun melambat, data tersebut masih sesuai dengan konsensus yang di himpun Reuters sebesar 6,6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam)
http://bit.ly/2RDqWt6
January 21, 2019 at 10:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Angin Segar dari Asia, Bawa Euro Eropa Bangkit"
Post a Comment