Search

Sikap Dovish The Fed Dorong Yield Obligasi RI Turun ke 7%

Jakarta, CNBC Indonesia - Panin Asset Management memprediksi imbal hasil (yield) obligasi acuan pemerintah bisa turun ke level 7,5%-7% dari level 8% saat ini. Proyeksi tersebut dengan memperhitungkan sikap Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang tidak seagresif tahun lalu.

Sikap kalem dari The Fed tersebut akan direspons Bank Indonesia (BI) dengan tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate. Hal tersebut akan berimbas pada melandainya imbal hasil obligasi pemerintah.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, The Fed juga telah memproyeksikan di tahun ini akan menaikkan bunga acuannya satu kali dari prediksi sebelumnya dua kali.


"The Fed terang-terangan sudah bilang, dari dua kali (turunkan bunga acuan) sekarang satu, sekarang lihat data, kan dia sudah semakin soft," ujar Rudiyanto, Senin (21/1/2019) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Merujuk data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), tingkat imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang menjadi patokan di pasar obligasi domestik berada di level 8,19%, naik dari sebelumnya 8,11%. "Karena yield obligasi itu kan ini sekarang sekitar 8 persen, ini bisa turun ke 7%-7,5%, itu mungkin sekali," imbuhnya.


Diberitakan sebelumnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengakui ada tren penurunan imbal hasil yang diminta investor saat ini atas Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan. Namun kecenderungan penurunan imbal hasil (yield) itu bisa ada kemungkinan berbalik arah.

"Nah kecenderungannya saat ini relatif menganggap ke depan tidak seagresif 2018 dengan segala alasan dan data pendukung. Tapi dengan event-event global, bisa saja pasar bergerak tidak sesuai dengan perkiraan. Makanya bisa saja perkiraan kecenderungannya bisa berbalik arah," kata Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Loto menegaskan saat ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu, memang ada penurunan imbal hasil atas surat berharga yang diminta investor. Hanya saja ada sentimen juga dari penguatan rupiah.

Tidak hanya itu, perlambatan ekonomi China yang diperkirakan berlanjut di tahun ini turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tren obligasi cenderung melandai. Perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut sudah diprediksi Bank Dunia, dalam laporannya disebutkan, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan terkoreksi dari 6,6% menjadi 6,2% di tahun ini. (hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2sCsWTm
January 21, 2019 at 10:14PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sikap Dovish The Fed Dorong Yield Obligasi RI Turun ke 7%"

Post a Comment

Powered by Blogger.