Search

Berani Beli Multistrada Rp 6,2 T, Siapa Sebenarnya Michelin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Michelin akhirnya mengumumkan perusahaan mengakuisisi 80% saham PT Multistrada Arah Sarana senilai US$439 juta (Rp 6,2 triliun) pada Selasa (22/1/2019). Kabar ini tentu membuat pelaku pasar antusias mentransaksikan saham MASA sejak awal perdagangan saham dibuka.

Dalam rilis Michelin, Chief Executive Officer, Michelin Jean-Dominique Senard, mengatakan akuisisi itu merupakan peluang yang tepat bagi Michelin memperluas pasarnya di Indonesia.

"Indonesia sebagai negara dengan populasi paling tinggi di Asia Tenggara punya potensi pasar yang terus tumbuh, dengan akuisisi ini Michelin mendapatkan kapasitas produksi yang berkualitas baik tanpa harus membuat fasilitas manufaktur baru," kata Jean.


Lalu siapa sebenarnya Michelin, perusahaan asal Prancis yang berani masuk pasar ban Indonesia dengan menanamkan investasi triliunan rupiah? Michelin punya nama lengkap Compagnie Générale des Établissements Michelin)

Di bursa Euronext, bursa pan Eropa yang terdiri dari bursa saham Belgia, Perancis, Belanda, Portugal dan Inggris Raya, saham Michelin dikenal dengan kode ML.

Kompetitor Bridgestone, sebagai produsen ban terbesar di dunia, bermarkas di Clermont-Ferrand, Auvergne, Prancis. Didirikan oleh dua bersaudara Édouard Michelin dan André Michelin pada 1889. Pada tahun 1891, Michelin akhirnya mematenkan produk ban pneumatik tanpa lemnya yang digunakan oleh Charles Terront untuk memenangkan lomba bersepeda jarak jauh pertama, Paris-Brest-Paris.

Pada era 1920-an hingga 1930-an, Michelin mengoperasikan pabrik karet besar di Vietnam. Pada 1934, Michelin mengenalkan produk ban, yang walaupun sobek, tetap dapat berjalan, karena ada lapisan busa spesial; sebuah desain yang saat ini lebih dikenal dengan nama ban anti bocor.

Michelin mengembangkan sebuah kunci inovasi di sejarah ban dunia, yakni dengan mengembangkan ban radial pada 1946. Ban radial Michelin awalnya dikembangkan untuk Citroën Traction Avant dan Citroën 2CV.

Ban ini kemudian terkenal karena keunggulannya di sisi handling dan penggunaan bahan bakar, penggunaan ban radial dengan cepat menyebar di Eropa dan Asia. Akhirnya pada 1968, Consumer Reports, sebuah majalah berpengaruh di Amerika-pun mengakui keunggulan dari konstruksi ban radial.

Pada tahun 1988, Michelin mengakuisisi divisi produksi ban dan karet milik B.F. Goodrich Company yang didirikan pada tahun 1870. Ini termasuk pabrik di Norwood, North Carolina yang memasok ban ke Program Pesawat Ulang Alik Amerika Serikat.

Dua tahun kemudian, Michelin membeli Uniroyal, Inc., yang didirikan dengan pada tahun 1892. Sementara itu, Uniroyal Australia telah dibeli oleh Bridgestone pada tahun 1980. Michelin juga memiliki 90% saham di Taurus Tire (Hungaria), begitu juga di Kormoran (Polandia).

Terhitung sejak 1 September 2008, Michelin sekali lagi menjadi produsen ban terbesar di dunia, setelah menghabiskan dua tahun di belakang Bridgestone. Michelin memproduksi ban di Perancis, Spanyol, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Brasil, Thailand, Jepang, Italia, dan beberapa negara lainnya.

Ditengah gencarnya ekspansi yang dilakukan Michelin, pada 15 Januari 2010 perusahaan ini mengumumkan penutupan pabriknya di Ota, Japan.

Dari sisi kinerja keuangan hingga kuartal III-2018, Michelin berhasil membukukan penjualan 16,22 miliar euro, perolehan tersebut turun 1,1% dibandingkan periode yang sama 2017 yang tercatat 16,39 miliar euro. Total nilai aset Michelin sekitar 31,95 miliar euro atau setara Rp 514,34 triliun. (hps/wed)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2U4n8xI
January 23, 2019 at 06:20PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Berani Beli Multistrada Rp 6,2 T, Siapa Sebenarnya Michelin?"

Post a Comment

Powered by Blogger.