Skema gross split pun dinilai semakin atraktif. Apalagi, sudah ada beberapa kontraktor migas yang hijrah ke skema ini.
Research Director Wood Mackenzie Andrew Harwood menilai, ENI S.p.A juga memegang peranan penting atas kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang berbondong-bondong pindah ke skema kontrak bagi hasil gross split. Pasalnya, KKKS besar asal Italia ini menjadi yang pertama dalam melakukan konversi.
"Salah satu contoh penting adalah konversi ENI pada PSC blok East Sepinggan ke skema gross split. Hal ini memungkinkan raksasa migas Italia tersebut untuk mempercepat pengembangan di lapangan Merakes," ujar Andrew kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Selasa (22/1/2019).
Ia menjelaskan dengan diberlakukannya gross split, itu dapat memenuhi salah satu tujuan skema tersebut yaitu mengurangi beban regulasi dan meningkatkan efisiensi.
Andrew pun menjelaskan, berdasarkan riset dari Wood Mackenzie, memang pihaknya melihat ada respon hangat dari para investor terhadap penawaran wilayah kerja migas Indonesia di 2018.
Ia mengatakan, ada 13 blok eksplorasi baru diberikan dan ini menggembirakan.
"Tetapi masih banyak lagi yang dibutuhkan. Hanya terdapat investasi US$ 81 juta dan 3 sumur eksplorasi yang menjadi komitmen perusahaan yang dilakukan di semua blok ini," kata Andrew.
Ia menuturkan, ada minat yang terbatas dari perusahaan minyak dan gas utama, sehingga sebagian besar blok baru tersebut diberikan kepada pemain baru atau perusahaan pemula yang ada di Indonesia dengan pengalaman terbatas dalam minyak dan gas.
Kendati demikian, lanjutnya, keputusan yang dibuat pada sejumlah wilayah kerja yang habis masa kontraknya dinilai memberikan efek positif, dan hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian seputar masa depan operator dari beberapa proyek migas utama Indonesia.
(gus/gus)http://bit.ly/2T3Mc7Y
January 23, 2019 at 06:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "ENI, Raksasa Migas Italia Jadi Contoh Sukses Gross Split"
Post a Comment