Search

Gara-gara AS dan Huawei, Bursa Saham Asia Terkapar

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri hari di zona merah. Pada perdagangan Selasa, (29/1/2019), indeks Shanghai turun 0,1%, indeks Hang Seng turun 0,16%, dan indeks Straits Times turun 0,37%.

Negosiasi dagang AS-China yang penuh risiko membuat bursa saham Benua Kuning ditinggalkan investor. Pada 30 dan 31 Januari, Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwakan menggelar negosiasi dagang dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di Washington.

Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa negosiasi dagang dengan Liu He pada 30-31 Januari mendatang akan sangat menentukan apakah AS dan China akan mampu mencapai kesepakatan dagang atau tidak.

"Saya rasa dialog dengan Liu He akan menentukan," ujar Kudlow dalam wawancara dengan Fox News.

Celakanya, jelang negosiasi tersebut, tensi antarkedua negara memanas. Kemarin (28/1/2019), pemerintah AS resmi menjatuhkan tuntutan pidana kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.

Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.

Pemerintah AS juga mendakwa Huawei lantaran diyakini mencuri kekayaan intelektual milik T-Mobile.

China tak terima terhadap tuntutan ini. Reuters melaporkan, seorang juru bicara dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China mengatakan bahwa tuntutan AS terhadap Huawei adalah "tidak adil" dan "tidak bermoral", seperti dikutip dari CNBC International.

Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret, Presiden AS Donald Trump sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%, dari yang sebelumnya 10%.

Selain itu, rilis data ekonomi yang tak menggembirakan ikut memantik aksi jual di kawasan Asia. Pada Selasa ini (29/1/2019), tingkat inflasi Singapura di level produsen periode Desember 2018 diumumkan sebesar -0,4% year on year (YoY) alias terjadi deflasi. Deflasi di level produsen ini merupakan yang pertama kali sejak Februari 2018.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2HFtqT9
January 30, 2019 at 01:09AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Gara-gara AS dan Huawei, Bursa Saham Asia Terkapar"

Post a Comment

Powered by Blogger.