Negara yang menggantungkan aktivitas ekonominya pada ekspor itu telah terpukul oleh perseteruan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung sejak awal tahun lalu.
Perekonomian Jepang menyusut atau tumbuh negatif hingga 0,6% di kuartal ketiga tahun lalu. Angka tersebut lebih dalam dari perkiraan awal, yaitu kontraksi sebesar 0,3%.
Padahal, di kuartal sebelumnya produk domestik bruto (PDB) negara tersebut masih mampu tumbuh 0,7%.
Pendorong utama penurunan itu tampaknya adalah investasi swasta, yang menyusut 2,8% dari kuartal ke kuartal, lebih tinggi dari perkiraan awal kontraksi 0,2%, menurut data tersebut.
"Latar belakang investasi perusahaan yang lemah diyakini karena bencana alam di Juli yang menghentikan beberapa logistik, seperti pendirian fasilitas [produksi]," kata Takashi Miwa, ekonom senior di Nomura Securities, Desember tahun lalu sebagaimana dilansir dari AFP.
Para ekonom saat itu melihat hal ini sebagai kontraksi teknis sementara dan indikator ekonomi terbaru memperlihatkan ekonomi akan tumbuh pada kuartal keempat. Namun, Miwa memperingatkan bahwa potensi meruncingnya ketegangan perdagangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tetap menjadi faktor risiko.
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
|
Kini sekitar sebulan setelah data resmi pemerintah itu diumumkan, ekonom yang disurvei Reuters mengatakan peluang Jepang akan jatuh ke dalam resesi pada tahun fiskal ini telah tumbuh dalam tiga bulan terakhir. Penyebabnya lagi-lagi perang dagang AS-China dan perlambatan ekonomi global.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Sebanyak 28 dari 38 ekonom mengatakan kemungkinan Jepang jatuh ke dalam resesi di tahun fiskal 2019 yang dimulai April mendatang telah meningkat dibandingkan dari tiga bulan lalu, menurut jajak pendapat 9-18 Januari.
Para ekonom mengatakan Jepang mungkin akan berhasil menghindari resesi pada tahun fiskal yang dimulai di April namun proyeksi ke depan tidaklah baik. Pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia itu diperkirakan akan berada di sekitar 0,8%.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah dua kali menunda rencana kenaikan pajak akibat kekhawatiran terkait kondisi ekonomi negaranya. Namun, 27 dari 39 ekonom dalam survei itu mengatakan ada setidaknya 80% peluang ia akan melaksanakan rencananya itu.
Perekonomian Jepang akan terkontraksi dalam hingga 3% selama periode Oktober-Desember mendatang saat pajak benar-benar dinaikkan, kata para ekonom. Akibatnya, ekonomi akan tumbuh melambat 0,8% sepanjang tahun fiskal dan melemah lagi 0,6% di tahun selanjutnya.
(hps)http://bit.ly/2T50Mfz
January 21, 2019 at 10:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jepang, Raksasa Ekonomi Dunia yang Diprediksi Resesi"
Post a Comment