Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,15 poin (0,07%) menjadi 235,74 dari posisi kemarin 235,9.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 534 bps, melebar dari posisi kemarin 528 bps.
Saat ini, inversi yang sudah lumrah terjadi pada US Treasury tenor 2 tahun-5 tahun sejak akhir tahun lalu tidak lagi terjadi, yang menunjukkan potensi inversi kembali sedang mengendor.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 904,41 triliun SBN, atau 37,43% dari total beredar Rp 2.416 triliun berdasarkan data per 18 Januari 2019.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 11,16 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari selisih jumlah beredar Desember 2018 Rp 2.368 triliun dan posisi 18 Januari Rp 2.416 triliun, ada penambahan jumlah SBN beredar yang diterbitkan pemerintah sebesar Rp 47,86 triliun.
Angka itu hampir 2,5 kali lipat dari posisi serupa pada periode yang sama tahun lalu yaitu hanya Rp 19,83 triliun.
Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,27% menjadi 6.468 hingga sore ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,07% menjadi Rp 14.210 di hadapan tiap dolar AS.
Pelemahan dolar AS tidak seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,03% menjadi 96,36.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di pasar Brasil, India, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Di negara maju, penguatan terjadi di pasar bund Jerman, pasar OAT Perancis, pasar JGB Jepang, dan US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 21 Jan 2019 (%) | Yield 22 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 9.13 | 9.04 | -9.00 |
China | 3.11 | 3.13 | 2.00 |
Jerman | 0.259 | 0.255 | -0.40 |
Perancis | 0.66 | 0.656 | -0.40 |
Inggris | 1.324 | 1.329 | 0.50 |
India | 7.596 | 7.524 | -7.20 |
Italia | 2.758 | 2.756 | -0.20 |
Jepang | 0.006 | 0.002 | -0.40 |
Malaysia | 4.066 | 4.067 | 0.10 |
Filipina | 6.478 | 6.458 | -2.00 |
Rusia | 8.26 | 8.29 | 3.00 |
Singapura | 2.227 | 2.225 | -0.20 |
Thailand | 2.475 | 2.47 | -0.50 |
Turki | 15.28 | 15.36 | 8.00 |
Amerika Serikat | 2.782 | 2.757 | -2.50 |
Afrika Selatan | 8.9 | 8.9 | 0.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
http://bit.ly/2sGps2o
January 23, 2019 at 01:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kembali Koreksi, Yield Obligasi RI 5 Tahun Tembus 8%"
Post a Comment