
Pelaku pasar dengan cemas menantikan hasil dari negosiasi dagang AS-China yang akan digelar pada 30 dan 31 Januari waktu setempat di Washington, AS. Negosiasi kali ini melibatkan tokoh-tokoh penting dari kedua negara yakni Wakil Perdana Menteri China Liu He, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin, dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Negosiasi ini menjadi sangat penting mengingat tenggat akhir untuk mencapai kesepakatan dagang yakni 1 Maret sudah kian dekat. Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret.
Negosiasi dagang kali ini hampir dapat dipastikan berjalan alot, menyusul dakwaan yang dijatuhkan oleh AS kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.
Kemudian, AS juga mendakwa Huawei lantaran diyakini mencuri kekayaan intelektual milik T-Mobile.
Pada pukul 15:30 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel Hong Kong periode Desember 2018 akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
http://bit.ly/2MGekfc
January 30, 2019 at 03:54PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Cemas Soal Damai Dagang, Indeks Shanghai Melemah"
Post a Comment