Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyebutkan, anak usaha ini sudah resmi dibentuk pada 20 Desember 2018, sehari sebelum perusahaan melakukan pembayaran bonus tanda tangan dan jaminan performa untuk blok Rokan, pada 21 Desember 2018.
"Pertamina Hulu Rokan berada langsung di bawah Direktorat Hulu Pertamina (bukan di bawah anak usaha Pertamina Hulu)," ujar Dharmawan kepada media dalam paparannya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, pekan lalu.
Adapun, untuk kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) blok Rokan, Dharmawan mengatakan penandatanganannya ditargetkan untuk dilakukan pada bulan ini. Ia menuturkan, saat ini pihaknya tengah dalam tahap diskusi final dengan pemerintah.
Selain itu, perusahaan pun tengah bersiap untuk melakukan transisi di blok Rokan. Di tahun ini, rencananya perusahaan akan mulai pembangunan pipa minyak dengan skema hilir yang menghubungan Minas - Duri - Dumai dan Balam-Bangko-Dumai.
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan, dengan pembangunan pipa ini, maka pipa-pipa lama bisa segera diganti tanpa menuggu 2021, ketika masa kontrak dengan Chevron sudah selesai.
"Pipa eksisting umurnya sudah hampir 40 tahun beroperasi. Kalau tunggu 2021, sementara kalau bangun pipa butuh 2 tahun sampai 18 bulan maka ada jeda, pipa itu bisa tidak berfungsi karena ada perawatan. Mudah-mudahan di 2019 pipa sudah bisa terbangun," kata Dharmawan.
Untuk hal ini, lanjut Dharmawan, secara prinsip Chevron sudah sepakat, namun akan didetilkan dulu ke depannya. Adapun, pipa baru ini nanti jalurnya ada yang akan dipasang secara bersebelahan dengan pipa lama (side by side), dan ada yang dibuat jalur baru.
Selain membangun pipa, BUMN migas ini juga akan melakukan program pengeboran sumur dengan skema yang memungkinkan partisipasi Pertamina. Dharmawan mengakui, untuk melakukan hal ini memang tidak sederhana, namun perusahaan harus tetap melakukan hal tersebut agar ketika nanti Pertamina masuk ke Rokan, bisa langsung melakukan produksi.
"Untuk jumlah sumurnya, tim kami masih optimalisasi, bagaimana Chevron dan Pertamina bisa mencapai kesepakatan untuk bisnis ini juga. Saya juga belum tahu kapan pengeboran akan dilakukan, tapi niat kami sangat kuat untuk mulai dilakukan secepatnya," kata Dharmawan.
Tidak hanya itu, dalam mengelola blok ini, Pertamina pun dikabarkan membuka opsi bermitra .
"Mengenai blok Rokan, dalam ketetapan menteri kami memang diarahkan untuk mencari mitra, dan kami melihat itu sebagai sebagai sesuatu yang harus kami jalankan," pungkas Dharmawan.
Adapun, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan, tidak ada batasan kapan mitra tersebut bisa masuk dan ikut mengelola blok Rokan. Ia hanya menuturkan, yang terpenting adalah mitranya harus yang sudah berpengalaman dan memiliki kemampuan di bidang hulu.
"Tidak ada batasan kapan mitranya bisa masuk, bisa sebelum tanda tangan PSC, bisa juga setelahnya," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Lebih lanjut, Arcandra menuturkan, terkait hal tersebut sudah tertuang di dalam Terms and Condition (T&C;) kontrak bagi hasil (PSC) yang rencananya akan ditandatangani di bulan ini, termasuk juga ketentuan untuk batasan share down apabila Pertamina sudah menemukan mitranya.
Namun, Arcandra masih enggan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait T&C; tersebut.
"Semua sudah ada di T&C;, lihat di T&C; saja," tandasnya.
(gus)http://bit.ly/2B5CgnJ
January 21, 2019 at 06:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Segera Geser Chevron di Blok Rokan, Begini Strategi Pertamina"
Post a Comment