"Diresmikannya tol Trans Jawa sangat berpengaruh mengubah peta transportasi. Penerbangan lintas kota di Jawa mendapatkan persaingan luar biasa," ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Di luar hantu kemacetan pada ruas Jakarta-Cikampek, jarak tempuh antarkota di Jawa melalui jalur darat nyaris di bawah enam jam. Kondisi tersebut membuat masyarakat yang tadinya lebih suka menggunakan pesawat, beralih ke jalur darat.
"Cirebon-Semarang cuma 2 jam. Yang tadinya Semarang-Surabaya tiketnya [pesawat] hampir Rp 1 juta sekarang sepi karena naik mobil paling lama 3,5 jam," lanjut Alvin Lie.
Sejalan dengan itu, dia menyebut data penerbangan selama Desember 2018 cenderung mengalami tren menurun. Tren itu tergambar dalam enam bandara besar yang mengalami penurunan hingga 13,4%.
"Ini sangat signifikan. Demikian juga pergerakan pesawat, jumlah yang berangkat dan mendarat turun. Berarti airline juga mengurangi jumlah penerbangan. Ini mengindikasikan bahwa kondisi airline sedang sangat kritis dari aspek keuangan," bebernya.
![]() |
Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan mengatakan penumpang penumpang pesawat rute domestik selama lima hari libur natal dan tahun baru (Nataru), hingga 30 Desember 2018, turun 16,26% menjadi 2,74 juta penumpang dibandingkan waktu yang sama pada tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan ada pergeseran penumpang yang didominasi oleh banyaknya penerbangan keluar negeri. "Pada masa akhir nataru atau usai pergantian tahun nanti diprediksi akan ada pergerakan yang signifikan dari jumlah kedatangan dari luar negeri," ungkap Polana, dalam siaran pers yang disampaikan, Selasa (01/01/2019).
Total jumlah penumpang berangkat domestik dan internasional tercatat sebanyak 3,28 juta orang. Angka itu menunjukan penurunan sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya.
http://bit.ly/2QMosTT
January 16, 2019 at 12:57AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tol Trans Jawa Caplok Penumpang Pesawat, Kok Bisa?"
Post a Comment