Search

Divestasi ANZ Masih Abu-abu, BCA Prediksi BI Tahan Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik mengakhiri perdagangan pada Rabu kemarin (19/6/2019) dengan penguatan 1,31% ke level 6.339,26.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau kemarin: indeks Nikkei naik 1,72%, Indeks Shanghai naik 0,96%, indeks Hang Seng melesat 2,56%, indeks Straits Times terbang 1,45%, dan indeks Kospi naik 1,24%.

Katalis positif datang dari The Federal Reserve yang masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5%. Selain itu, Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G20 pada akhir bulan ini di Jepang.

Sebelum perdagangan Kamis (20/6/2019) ini dibuka, ada baiknya kembali mencermati aksi dan peristiwa emiten sebagaimana dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1.Raih Dividen Rp 100 M, Kapan Pemprov DKI Lepas Saham Anker Bir?
Emiten produsen bir, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) menyebutkan masih belum ada komunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait divestasi saham perusahaan, meski rencana tersebut sudah digembar-gemborkan oleh Gubernur DKI Jakarta.

Direktur Delta Djakarta Ronny Titiheruw mengatakan belum ada informasi resmi yang diterima oleh pihak perusahaan hingga saat ini meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya keukeuh berencana melepaskan kepemilikan saham Pemprov DKI.

"Belum ada informasi dari Pemprov untuk lepas saham, belum ada update. Itu kan hak prerogatif mereka sebagai pemegang saham," kata Ronny di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Pada RUPST, Rabu kemarin, Pemprov DKI Jakarta memperoleh dividen senilai Rp 100,47 miliar atas kepemilikan sebesar 26,25% saham di perusahaan produsen minuman beralkohol tersebut. Jumlah penerimaan ini lebih tinggi ketimbang dengan perolehan dividen di tahun lalu yang hanya sebesar Rp 48,57 miliar dari kepemilikan 23,34%.

2.Divestasi ANZ di Bank Panin Abu-Abu, Asing Lepas Rp 581 M
Rencana divestasi saham Australia and New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ) di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin masih belum menemukan titik kejelasan. Kendati demikian, sahamnya terus naik bahkan setahun melesat 43%.

Kabar ini setidaknya sudah mengemuka sejak lama, hanya saja hingga kini belum terealisasi. ANZ Group tercatat memiliki kepemilikan saham sebesar 38,82% yang tercatat atas nama Vontraint No 1103 PTY Ltd di bank BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) IV tersebut.
Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, saat ditemui awak media juga masih irit bicara mengenai kelanjutan divestasi ANZ.

"Ini shareholder action bukan management action, sampai sekarang statusnya masih tetap ANZ memiliki 38 persen," kata Herwidayatmo, di Gedung Bank Panin, Jakarta, Rabu (19/6/2019).


3.Bos BCA Ramal BI Masih Tahan Bunga Acuan
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) Jahja Setiaatmadja memprediksikan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Pasalnya kondisi geopolitik global masih diselimuti ketidakpastian. Termasuk kondisi dalam negeri yang masih ada gugatan sengketa Pilpres 2019 kemarin.

Jahja mengatakan, ada kemungkinan bank sentral AS atau The Fed akan menurunkan bunga acuannya ada September 2019. Hal ini yang nantinya jadi acuan bank sentral untuk bisa menurunkan bunganya juga.

"September nanti kemungkinan The Fed turunkan 25 bps. Nah untuk saat ini masih ada ketidakpastian," kata Jahja saat ditemui media di Kawasan Menteng, Rabu (19/6/2019). Selain itu, dari dalam negeri masih ada sidang sengketa di MK terkait Pilpres 2019. "Investor masih melihat juga hal itu," jelasnya.

4.Anak Usaha MNC Grup IPO Lagi
Emiten media di bawah naungan MNC Grup, PT MNC Vision Networks (MVN), akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

MVN sejatinya bukan pemain baru di industri media. Memulai bisnis sejak tahun 1988, hingga saat ini MVN sudah memiliki tiga unit usaha, yaitu PT MNC Sky Vision Tbk (MNC Vision) yang sudah tercatat di BEI dengan kode saham MSKY, PT MNC Kabel Mediakom (MNC Play), dan PT MNC OTT Network (MNC Now).

Perusahaan berhasil memantapkan posisinya terutama di layanan TV berbayar melalui MSKY yang merupakan market leader dengan pangsa pasar mencapai 96%. Melansir prospektus perusahaan, MSKY juga memberikan kontribusi pendapatan yang paling besar, yaitu mencapai 79,81% untuk periode tahun buku 2018.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2FmcwWd
June 20, 2019 at 03:47PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Divestasi ANZ Masih Abu-abu, BCA Prediksi BI Tahan Suku Bunga"

Post a Comment

Powered by Blogger.