Search

Keputusan BI Kurang 'Nendang', IHSG Masih Rentan Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju bursa saham domestik pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (21/6/2019) masih rentan melanjutkan pelemahan setelah Bank Indonesia memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur, Kamis kemarin.

Kamis kemarin (20/6/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,06% ke level 6.335,70. Kinerja IHSG justru berkebalikan kala mayoritas bursa saham di Asia ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,6%, indeks Shanghai meroket 2,38%, indeks Hang Seng melesat 1,2%, indeks Straits Times naik 0,81%, dan indeks Kospi naik 0,31%.

Valbury Sekuritas, dalam riset hariannya, memaparkan, pelaku pasar menaruh harapan terjadinya rekonsiliasi antara pihak Amerika Serikat dan China dengan adanya pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang akan mengadakan rapat perpanjangan setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang pada 28-29 Juni mendatang.


Pada akhir rapat FOMC Meeting bank sentral AS, the Fed, yang berakhir pada 20 Juni 2019 dini hari, Gubernur The Fed, Jerome Powell menetapkan tingkat suku bunga Fed Funds Rate (FFR) untuk tetap pada kisaran 2.25%-2.5% serta meniadakan kata bersabar dalam pandangannya terhadap keputusan tingkat suku bunga.

Selain itu, tingkat suku bunga FFR kemungkinan besar akan diturunkan mengingat ketidakpastian global yang kian meningkat dan demi menjaga siklus ekspansif perekonomian yang sedang berada pada fase akhirnya.

"Ini juga diikuti oleh kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) mengambil langkah kebijakan yang netral dengan mempertahankan tingkat suku bunga (Prime Rate) di sekitar -0,1% dan menjaga nilai obligasi dengan menggunakan kebijakan Yield Curve Control (YCC)," tulis Valbury Sekuritas, Jumat (21/6/2019).

Dengan demikian, Valbury memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak pada kisaran support (tahanan bawah) 6.312, 6.289, dan 6.266 dan resistance (level tahanan atas) 6.358, 6.381, dan 6.405.

Di sisi lain, Mega Capital Sekuritas mencermati, sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak fluktuatif, dengan sektor consumer goods turun 0,82% sedangkan industri dasar naik tertinggi 1,48%.

Sentimen dari dalam negeri bersumber dari kebijakan BI yang kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 6% dan menurunkan Giro Wajib Minimun (GWM) 50 basis poin. Kebijakan ini dinilai dapat meningkatkan likuiditas perbankan sehingga meningkatkan pertumbuhan kredit menjadi 10-12%.

Sementara itu, bursa Wall Street pagi tadi ditutup menguat dipimpin penguatan saham berbasis teknologi dan energi dipicu oleh harapan akan penurunan suku bunga acuan the Fed pada bulan Juli mendatang, di tengah ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat perang dagang antara AS dengan China.

Hal tersebut, lanjut Mega Capital Sekuritas juga menyebabkan yield (imbal hasil) obligasi AS, US Treasury, dengan tenor 10 tahun turun di bawah 2% untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2.5 tahun terakhir.

"IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif, dengan kecenderungan melemah terbatas pada level 6.300 - 6.380," jelas Mega Capital Sekuritas. (tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2IWdCcg
June 21, 2019 at 03:54PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Keputusan BI Kurang 'Nendang', IHSG Masih Rentan Terkoreksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.