CEO PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) Danu Wicaksana mengatakan meski LinkAja masih bayi namun e-wallet ini sudah memiliki dasar yang kuat.
Menurutnya, LinkAja memilih melakukan branding dengan menjadi solusi dari kebutuhan pembayaran. Bukan hanya dari diskon besar-besaran. Danu menegaskan, tujuan akhir dari pengembangan LinkAja adalah menjadi penyedia jasa keuangan yang esensial. LinkAja berniat menjadi alat pembayaran untuk jalan tol, kereta api, bus, asuransi, pajak.
"Kami berharap itu ekosistem bisa terbentuk, kalau itu semua sudah nyala mungkin tanpa kasih diskon banyak pun bisa naik. Tapi memang butuh waktu," ujar Danu belum lama ini.
Ada dua cara yang bisa dilakukan LinkAja dalam membranding dirinya. Pertama melalui sistem bakar uang atau promo. Kedua, menunggu aplikasi yang membuat LinkAja terkenal sendiri, meski membutuhkan waktu cukup lama. Danu mengatakan pihaknya akan menggabungkan keduanya, untuk mempercepat proses.
"Memang kemarin kami kasih diskon tetapi karena memeriahkan ulang tahun BUMN, dan itu hanya sementara. Kami tidak percaya dengan diskon Merchant diskon," kata Danu.
LinkAja memperluas jangkauannya hingga menjadi alat bayar untuk pembelian bahan bakar. Sejak 24 Mei 2019, seluruh SPBU Pertamina di tol Trans Jawa juga sudah bisa menerima pembayaran menggunakan LinkAja. Pertamina akan menggunakan sejumlah strategi marketing demi mendorong penggunaan LinkAja di SPBU.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan hingga akhir bulan ini pihaknya akan menyebar 1.000 mesin EDC ke SPBU Pertamina lainnya untuk mendukung pembayaran menggunakan LinkAja. Adapun target sampai akhir 2019, seluruh SPBU Pertamina sudah bisa menerima pembayaran menggunakan LinkAja.
"Kita sudah siapkan 22.000 EDC untuk LinkAja. Bulan ini bisa 1.000 EDC, akhir tahun 22.000. Itu semua akan kita pasang di 77.000 nozzle yang kita punya," kata Mas'ud.
Pertamina memiliki 7% saham di LinkAja. Selain Pertamina, saham LinkAJa juga dimiliki oleh PT Telkom Indonesia Tbk melalui Telkomsel, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk dan sejumlah BUMN lainnya.
"Karena yang punya marketbase tidak hanya Pertamina. Ada yang lain seperti KAI, Jasa Marga, Waskita, Kimia Farma, Angkasa Pura itu mereka kan punya market base dan hari ini belum punya share di situ. Ada kemungkinan mereka juga berminat," kata Mas'ud.
(dob)
http://bit.ly/2Z5hFt7
June 02, 2019 at 10:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Langkah LinkAja Untuk Jadi Dompet Digital yang Esensial"
Post a Comment