Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia yang sempat meroket kini mulai 'jinak' walau masih berada di jalur pendakian. Ketegangan di Timur Tengah menjadi pemicu utama kenaikan harga si emas hitam. Pada Jumat (21/6/2019) pukul 08:37 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet naik masing-masing 0,73% dan 1,31%. Dini hari tadi, harga komoditas ini sempat naik di kisaran 5%. Tensi di Timur Tengah yang meninggi menjadi penyebab kenaikan harga si emas hitam. Iran menembak jatuh drone militer milik AS, meski Presiden Trump menilai kejadian itu hanya kesalahpahaman. "Saya rasa Iran membuat kekhilafan. Lagi pula itu adalah pesawat tanpa awak, tidak ada orang di dalamnya. Akan berbeda kalau ada pilotnya. Sulit dipercaya kalau itu (penembakan drone) dilakukan dengan sengaja," kata Trump, mengutip Reuters.
Walau Trump mencoba menenangkan suasana, tetapi tidak mampu menutup kekhawatiran pasar bahwa situasi bisa memanas kapan saja. AS dan sekutunya terus memojokkan Iran, menuduh Teheran sebagai pelaku serangan atas dua kapal kargo di Selat Hormuz beberapa waktu lalu serta sejumlah aksi lainnya. Apalagi Iran juga agak panas karena menilai wilayah udaranya telah dimasuki benda asing yang bisa mengancam keamanan nasional. "Wilayah udara kami adalah batas yang sangat penting, dan Iran akan selalu merespons dengan kuat kepada setiap negara yang melanggarnya," tegas Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, mengutip Reuters. Ketegangan di Timur Tengah (jika terus tereskalasi) dikhawatirkan akan mengganggu produksi dan pasokan minyak ke pasar global. Maklum, Timur Tengah adalah kawasan penghasil minyak terbesar di dunia. Jika harga minyak naik dalam jangka panjang, maka dampaknya bisa negatif terhadap nilai tukar rupiah. Kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini membengkak, dan semakin membebani transaksi berjalan (current account). Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Kalau transaksi berjalan masih bermasalah, rupiah akan dibayangi risiko pelemahan.
Baca:
Suku Bunga Global Kondusif, Tapi Cermati Harga Minyak
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Let's block ads! (Why?)
http://bit.ly/2RxrLAw
June 21, 2019 at 03:46PM
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Heboh, Ini Cuitan 'Pejuang Subuh' Avengers:EndgameJakarta,CNBC Indonesia- Akhirnya, hari ini (24/4/2019) Avengers: Endgame tayang di Indonesia. T… Read More...
Kuasai 20% Saham LinkAja, BNI Setor Dana Rp 900 MJakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyebutkan nilai investasi yang akan … Read More...
Disengat Perang Dagang AS-UE, Bursa Saham Asia TerkoreksiJakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan hari Rabu ini… Read More...
Heng Swee akan Jadi Deputi PM Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Keuangan Singapura, Heng Swee Keat, akan menjadi Deputi Perdana Me… Read More...
Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal BomKolombo, CNBC Indonesia - Kabar terbaru dari aksi bom bunuh diri di beberapa lokasi di Sri Lanka pad… Read More...
0 Response to "Timur Tengah Menegang, Harga Minyak Masih 'Terbang'"
Post a Comment