Search

Semester I Indeks Manufaktur Loyo, Gimana Semester II?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang semester I 2019, bursa saham utama Indonesia hanya mampu tumbuh kurang dari 3%, dimana dari 10 sektor yang terdaftar 60% membukukan rapor merah, tidak terkecuali indeks sektor manufaktur.

Hingga akhir Juni, indeks sektor manufaktur mencatatkan koreksi lumayan dalam dengan melemah 9,07%.

Lima emiten yang turut menekan kinerja indeks manufaktur diantaranya PT Cottonindo Ariesta Tbk/KPAS (-77,84%), PT Inti Agri Resources Tbk/IIKP (-75,83%), PT Mark Dynamics Indonesia Tbk/MARK (75,11%), PT Multi Prima Sejahtera Tbk/LPIN (72,46%), PT Indofarma Tbk/INAF (64,92%).

Sejatinya, capaian tersebut tidak jauh berbeda dengan perolehan periode yang sama di 2018 yang juga mencatatkan kontraksi 9,7%. Mengapa indeks sektor manufaktur terus lesu?

Kurang bergairahnya indeks sektor manufaktur seiring dengan perlambatan pertumbuhan yang dicatatkan oleh industri.

Perindustrian Indonesia semestinya menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Sayangnya, kontribusi industri manufaktur tiap tahun terkikis, bahkan proporsinya sudah kurang dari 20% Produk Domestik Bruto (PDB).

Di tahun 2008, kontribusi industri manufaktur mencapai 27,81%, namun sepuluh tahun kemudian (2018) kontribusinya tinggal 19,86%.

Porsi industri manufaktur menurun karena laju pertumbuhan industri lebih lesu dari laju pertumbuhan ekonomi.

Melansir Badan Pusat Statistik (BPS) total impor bahan baku/penolong periode Januari-Mei 2019 hanya US$ 52,78 miliar, turun 9,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di level US$ 57,94 miliar. Penurunan impor bahan baku merupakan indikasi melemahnya aktifitas bisnis Tanah Air

Lebih lanjut, untuk tahun ini ekonomi Indonesia menghadapi tantangan karena ketidakpastian menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden 2019 membuat investor dan sektor swasta menahan diri.

Sayangnya, pada semester kedua tahun ini masih belum ada indikasi bahwa industri manufaktur akan melaju. Hal ini mengingat perlambatan ekonomi global masih menghantui perekonomian Indonesia.

Dalam laporan kuartalan terbarunya, Bank Dunia (World Bank/WB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 dari yang semula 5,2% menjadi 5,1%. Pemangkasan ini salah satunya berlandaskan dampak perang dagang AS-China yang masih berpotensi menekan permintaan China atas produk-produk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2XvcqGP
July 06, 2019 at 02:01PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Semester I Indeks Manufaktur Loyo, Gimana Semester II?"

Post a Comment

Powered by Blogger.