
Kinerja IHSG sejalan dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga terkoreksi: indeks Shanghai turun 0,1%, indeks Hang Seng turun 0,16%, dan indeks Straits Times turun 0,16%.
Kemarin, ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Rabu (30/1/2019) dibuka.
Rencana merger PT Bank Agris Tbk (AGRS) dan PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) sudah di depan mata setelah investor asal Korea Selatan, Industrial Bank of Korea (IBK) resmi mencaplok 71,68% saham Bank Mitraniaga sebesar Rp 477,59 miliar.
Bank yang berbasis di Ulchiro, Chung-gu, Seoul, Korea Selatan itu akhirnya membeli saham NAGA di harga Rp 409/saham sebanyak 1,16 miliar saham pada 28 Januari 2019. Harga pembelian ini di atas harga rata-rata harian NAGA sekitar Rp 268-330/saham.
"Tujuan transaksi adalah pengendalian Bank Mitraniaga," kata Direktur Utama Bank Mitraniaga M Nurcahyono, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/1/2019).
Perusahaan manajer investasi PT Ciptadana Asset Management berencana kembali menerbitkan dua produk Dana Investasi Real Estat (DIRE) senilai Rp 540 miliar pada tahun ini.
Perusahaan baru mencatatan DIRE keduanya yakni DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, Selasa (29/1/2019).
Direktur Utama Ciptadana Asset Management Paula Rianty Komarudin mengatakan tahun ini perusahaan menargetkan ada empat produk DIRE yang bakal dicatatkan di BEI. Untuk DIRE ketiga, aset portofolionya adalah 9 gudang industri senilai Rp 340 miliar di Bekasi, Jawa Barat. Adapun untuk DIRE keempat aset underlying-nya yakni hotel di luar Jawa dengan nilai sebesar Rp 200 miliar.
Pelita Samudera Rogoh Rp 147 M Beli Kapal Kargo
Emiten pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menambah armada perseroan dengan membeli kapal general cargo senilai US$ 10,50 juta atau sekitar Rp 147 miliar dari Newanda Navigation Company.
Perjanjian jual beli itu ditandatangani pada 25 Januari 2019 sebagaimana terungkap dalam keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/1/2019).
Pihak yang menjual yakni Newanda Navigation Company Incorporated of Panama dengan jenis kapal yang dijual yakni general cargo dengan nama M14V Maritime Newanda buatan tahun 2005, bulk carrier dengan kapasitas 30.882 gross tonnage (GT) atau 18.103 nett tonnage (NT).
RALS Jual 20 Juta Saham
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) akan melakukan penjualan saham hasil buyback saham yang dilakukan secara berkala sejak 2015-2017. Rencananya, perusahaan bakal melepas sebanyak 20 juta unit saham, hasil dari pembelian kembali (buyback), kembali ke publik dengan harga yang akan ditentukan Berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan melalui aturan.
Direktur Utama Ramayana Agus Makmur mengatakan penjualan kembali saham ini akan dilakukan paling lambat selama 14 hari setelah terhitung sejak perusahaan menyampaikan informasinya. Penjualan kembali saham ini ditujukan untuk mendukung likuiditas saham perusahaan.
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menerbitkan obligasi senilai Rp 53 miliar yang akan mulai ditawarkan kepada investor mulai 30 Januari hingga 4 Februari mendatang. Untuk instrumen ini perusahaan memberikan tingkat bunga sebesar 11,5% per tahun yang akan dibayarkan setiap tiga bulannya.
Berdasarkan informasi dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi memiliki tenor selama 370 hari kalender. Rencananya bakal dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Februari nanti.
Penerbitan obligasi ini merupakan tahap pertama dari penawaran umum berkelanjutan II Tiphone Mobile dengan target emisi yang akan diterbitkan senilai Rp 2 triliun.
Rencana Merger Indosat-XL Masih Gelap, Terkendala Regulasi?
Rencana merger PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang sempat menyeruak di pasar modal tampaknya belum akan terealisasi dalam waktu dekat.
Presiden Direktur Indosat Chris Kanter mengakui memang sudah ada pembicaraan secara intensif antara Ooredoo sebagai induk Indosat dengan pemegang saham EXCL terkait merger dan akuisisi dengan XL sejak tahun lalu.
Namun, rencana itu belum bisa diwujudkan di tahun ini. Perusahaan, kata Chris, masih akan fokus memperluas jaringan dengan membangun base transceiver station (BTS) 4G tahun ini untuk menyokong layanan data. "Tahun ini kami fokus ke network expansion dulu, [wacana merger dengan XL] itu kan waktu lalu," kata Chris Kanter, kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/1/2019). (hps)
http://bit.ly/2HEYJO0
January 30, 2019 at 03:15PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AGRS dan NAGA akan Pasti Merger, EXCL dan ISAT Tak Jelas"
Post a Comment