
Angka pembacaan awal Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Jepang versi Nikkei pada Januari 2018 berada di 50. Masih optimistis karena angkanya pas di 50, tetapi optimisme dunia usaha di Negeri Matahari Terbit menurun dibandingkan bulan sebelumnya di mana PMI tercatat 52,6. Penurunan PMI di Jepang juga menjadi yang pertama sejak Agustus 2016.
Data ini sejalan dengan rilis kemarin, yaitu perlambatan ekspor Jepang. Pada Desember 2018, ekspor Jepang terkontraksi alias minus 3,8% year-on-year (YoY). Ini menjadi kontraksi terdalam sejak Oktober 2016.
Melihat perkembangan di Jepang, wajar jika pelaku pasar menjadi ketar-ketir. Apalagi sebelumnya sudah ada perkiraan bahwa Jepang terancam resesi.
BoK juga memberi sinyal-sinyal negatif. BoK memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk 2019 dari 2,7% menjadi 2,6%. Laju inflasi yang sedianya diperkirakan 1,7% juga melambat menjadi 1,4%.
"Pertumbuhan ekonomi akan bergerak di bawah proyeksi, tetapi tidak signifikan. Pasar tenaga kerja masih menunjukkan adanya perlambatan," sebut Lee Ju Yeol, Gubernur BoK, mengutip Reuters.
Dua sentimen tersebut mampu membuat pelaku pasar cenderung konservatif, masih ada keraguan. Sebab, sinyal-sinyal perlambatan ekonomi di Asia sudah semakin terasa.
Namun masih ada sentimen positif yang menjaga bursa saham Asia tetap menghijau, yaitu hubungan AS-China yang semakin membaik. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, dirinya optimistis perundingan dagang dengan China akan membuahkan hasil. Jadwal terdekat adalah kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington pada 30-31 Januari.
"Saya sangat optimistis bahwa kami akan mampu menjamu beliau dengan baik dan kami akan mendapatkan hasil yang positif," katanya saat berbicara di ajang World Economic Forum di Davos (Swiss) melalui sambungan video.
Kemesraan Washington-Beijing membuat pelaku pasar masih berani untuk masuk ke pasar keuangan Asia. Namun dengan rilis data yang kurang ciamik di Jepang dan Korea Selatan, arus modal yang masuk tidak terlalu deras.
http://bit.ly/2FM27VE
January 25, 2019 at 01:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Damai Dagang Masih Jauh, Eropa Muram, Venezuela Panas"
Post a Comment