Search

Fitch Ratings Pangkas Prospek Peringkat Indosat

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan prospek (outlook) peringkat PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi negatif dari sebelumnya stabil.  

Dalam riset yang ditulis Direktur Fitch Ratings Singapore Pte Ltd Janice Chong itu, prospek peringkat emiten menempel pada peringkat valas jangka panjang dan peringkat rupiah jangka panjang perseroan yang ditetapkan kembali pada BBB+.  

Pada kesempatan yang sama, peringkat nasional jangka panjang ISAT ditetapkan kembali pada AAA(idn) dengan prospek stabil. 

Revisi prospek tersebut mencerminkan ekspektasi Fitch Ratings bahwa tingkat utang bersih yang disesuaikan dengan arus kas operasional (funds from operation-FFO adjusted net leverage) akan tetap di atas 3x pada 2019 dan 2021, batas yang menurut lembaga pemeringkat itu perlu diberikan aksi pemeringkatan.  

Sebagai pembanding, tingkat utang bersih yang disesuaikan dengan FFO perseroan pada 2017 masih sebesar 2,3x.  

Pemeringkatan Fitch Ratings itu sudah memfaktorkan skenario perbaikan moderat pada EBITDA Indosat pada 2019-2021.  

EBITDA adalah laba sebelum beban bunga, beban pajak, beban depresiasi, dan beban amortisasi, yang biasa digunakan untuk melihat kinerja organik perseroan. 

Meskipun demikian, EBITDA perseroan sendiri belum mampu mendukung kenaikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) dalam 3 tahun ke depan.  

Berlama-lamanya proses penurunan utang (deleverage) dapat memicu penurunan peringkat untuk perusahaan yang baru dipimpin Chris Kanter itu.  

Fitch Ratings memprediksi bahwa rencana capex US$ 2 miliar (setara Rp 30 triliun) dalam 3 tahun ke depan emiten akan didanai oleh penerbitan utang dan internal.  

Saat ini peringkat ISAT didukung oleh induk usahanya yaitu Ooredoo QPSC yang berkedudukan di Doha dan berperingkat A- (prospek stabil) yang memiliki 65% saham emiten.  

Indosat menyumbangkan 19% pendapatan induk usaha dan 17% EBITDA pada akhir September 2018. 

Berikut beberapa catatan tambahan Fitch Ratings untuk ISAT: 

  • Deleveraging yang lambat: Dana dari penjualan menara dapat memberi tambahan likuiditas bagi perusahaan, tetapi karena Fitch memberlakukan capital leases sebagai utang, maka hal tersebut tidak serta merta menurunkan peringkat.

  • Utang bersih (net debt) Indosat yang disetahunkan (termasuk kewajiban sewa)/EBITDA sebesar 3,4x per akhir September 2018 (akhir 2017: 1,7x). Perusahaan memiliki utang yang masih beredar Rp 24 triliun, termasuk obligasi di dalam sewa, per akhir September 2018. Meskipun demikian, utang denominasi dolar AS hanya US$ 20 juta, turun daru US$ 90 juta pada akhri 2017, menurunkan kerentanan perseroan terhadap depresiasi rupiah.

  • High Capex: Capex/pendapatan akan meningkat menjadi sekitar 40% pada 2019 (2017: 23%) dan akan tetap di sekitaran 30%-an, karena Indosat sedang mengejar program transformasi jaringan. Perseroan berencana mengalokasikan capex lagi untuk investasi 4G dan meluaskan pasarnya di luar Jawa yang saat ini masih sangat kurang. Perusahaan memiliki 11.636 titik jaringan 4G per akhir September 2018, dibanding PT XL Axiata Tbk (EXCL) 28.028 dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) 50.755 base transreceiver stations (BTS). Proyeksi kami mengasumsikan tidak ada pembagian dividen mulai 2019 karena manajemen akan mereinvestasi arus kas ke operasionalnya.
    

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2BHGfqG
February 19, 2019 at 11:54PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fitch Ratings Pangkas Prospek Peringkat Indosat"

Post a Comment

Powered by Blogger.