Dikutip dari CNBC International, Dow Jones Industrial Average (DJIA), indeks berisi 30 perusahaan kakap yang melantai di Wall Street, ditutup melemah 0,09% atau 22,38 poin ke level 24.553,24.
Sementara indeks S&P 500 menguat 0,1% ke level 2.642,33, didorong penguatan saham-saham dari sektor teknologi. Sedangkan Nasdaq Composite juga menguat 0,68% ke level 7.073,46.
Kejatuhan DJIA tak lepas dari proses damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang ternyata masih jauh panggang dari api. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam program "Squawk Box" di CNBC International mengatakan negosiasi dagang AS dan China masih jauh dari titik temu.
"Banyak hal yang sudah terselesaikan. Akan tetapi kami (AS-China) masih bermil-mil dari sebuah kesepakatan. Hal itu tidak terlalu mengejutkan karena perdagangan adalah isu yang rumit," kata Ross.
Akan tetapi, Ross menyebut peluang kedua pihak mencapai kata sepakat sebelum tenggat 1 Maret 2019 masih terbuka lebar. Apabila tidak bersepakat, maka tarif tambahan AS untuk produk-produk China segera diberlakukan.
Analis dari Marketfield Asset Management Michael Shaoul dalam risetnya menuturkan sebagian besar pergerakan pasar pekan ini didorong oleh kabar perkembangan negosiasi dagang antar AS-China. Demikian dilaporkan CNBC International.
Laporan keuangan
Meskipun ada sentimen negatif dari pernyataan Ross, laporan keuangan yang solid sejumlah emiten, terutama dari sisi laba, turut mengurangi pukulan terhadap pasar saham. Emiten-emiten itu antara lain American Airlines dan JetBlue (naik lebih dari 5%) dan Texas Instruments (naik 6,9%).
Masih akan ada laporan dari beberapa emiten besar lainnya seperti Intel dan Starbucks. Keduanya dijadwalkan merilis laporan keuangan selepas penutupan bursa.
"Kita berada pada awal musim pelaporan kuartal keempat. Sebagian besar hasilnya seperti yang diharapkan. Kami masih terus melihat pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan laba di atas dua digit," ujar analis dari US Bank Wealth Management Bill Northey.
![]() |
Shutdown jadi isu
Investor juga mencermati penutupan pemerintah (shutdown) AS yang telah memasuki hari ke-34. Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi pada Rabu (23/1/2018) menyatakan bahwa Demokrat tidak akan memperkenankan Presiden Trump berpidato sebelum pemerintahan dibuka.
Hal itu disepakati oleh Trump via akun Twitternya. "Ketika shutdown (penutupan sementara pemerintah) sedang berlangsung, Nancy Pelosi (Ketua DPR AS) meminta saya untuk membawakan pidato kenegaraan tahunan. Saya setuju," tulis Trump.
CEO Morgan Stanley James Gorman mengatakan apabila shutdown terus berlanjut dan berlangsung lebih lama, maka dampaknya akan sangat negatif bagi perekonomian AS.
(miq/miq)
http://bit.ly/2MzzFXC
January 25, 2019 at 01:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Damai Dagang Masih Jauh, Wall Street Ditutup Variatif"
Post a Comment