Search

Tantangan Terberat Rupiah Versi BI: Ribut AS-China dan Brexit

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkap tantangan terberat yang dihadapi nilai tukar rupiah pada saat ini. Setidaknya, ada dua faktor yang menjadi pemberat gerak rupiah.

Lantas, tantangan apa yang dimaksud?

"Tantangannya adalah perundingan sengketa dagang AS-China dan Brexit yang masih terus dibayangi ketidakpastian," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Selasa (22/1/2019).

Sebagai informasi, kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu saat ini masih dalam tahap perundingan, untuk melanjutkan apakah akan meneruskan kembali perang dagang yang sudah berlangsung sejak tahun lalu.

Sengketa perang dagang telah membuat ekonomi China terkontraksi cukup dalam. Angka pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu sepanjang 2018 hanya tumbuh 6,6% atau terendah sejak 1990.

Sementara itu, kepastian keluarnya Inggris dari zona Eropa pun masih penuh dengan tanda tanya. Terkini, Perdana Menteri Theresa May akan kembali ke parlemen untuk membahas mengenai cara terbaik bagi Inggris bercerai dari Uni eropa.

Nanang menjelaskan, ketidakpastian yang terjadi di perekonomian global sempat memicu kurs Non Deliverable Forward (NDF) luar negeri melesat ke Rp 14.350/US$.

"Tetapi kurs spot rupiah dalam beberapa hari terakhir bergerak stabil," katanya.

"Mekanisme pasar berjalan tetap fluid, di tengah terjadinya arus masuk dana investor asing di pasar SBN dan saham. BI tetap berada di pasar untuk mengawal stabilitas rupiah," jelasnya.

(dru)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2R0kAyR
January 22, 2019 at 10:50PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tantangan Terberat Rupiah Versi BI: Ribut AS-China dan Brexit"

Post a Comment

Powered by Blogger.