
Hingga pukul 14:30 WIB, harga emas kontrak Februari di pasar COMEX menguat sebesar 0,13% ke posisi US$ 1.304,9/troy ounce, setelah sebelumnya juga ditutup menguat 0,39% kemarin (28/1/2019).
Secara mingguan harga emas menguat 1,65% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 1,82%.
Kembali memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS)-China menjadi dalang naiknya harga emas pada siang hari ini.
Departemen Kehakiman AS pada hari Senin menuntut secara pidana Huawei dan chief financial officer-nya, Meng Wanzhou, karena diduga berkonspirasi untuk melanggar sanksi AS terhadap Iran dengan melakukan bisnis dengan Teheran melalui anak perusahaan yang berusaha disembunyikan Huawei.
Tak hanya itu, raksasa teknologi asal China itu juga dituding mencuri teknologi robotik dari operator T-Mobile US Inc, mengutip Reuters.
"Tindakan Huawei merupakan bentuk eksploitasi terhadap perusahaan AS dan mengancam persaingan usaha yang sehat. Tindakan itu bisa membuat pemerintah negara lain untuk memodifikasi atau mencuri informasi, memata-matai, atau mengendalikan," tegas Direktur FBI Christopher Wray, mengutip Reuters.
Mendengar kabar tersebut, China pun panas. Seorang pejabat senior di Kementerian Industri dan Teknologi Komunikasi China, Wen Ku mengatakan bahwa dakwaan itu 'tidak adil dan tidak bermoral', dalam sebuah konferensi pers di Beijing.
Kabar ini membuat investor kembali khawatir akan kelanjutan dari proses damai dagang AS-China yang sampai sebelum kabar tersebut muncul masih menunjukkan aura positif.
Bahkan pertemuan antara Wakil Perdana Menteri China, Liu He dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin sudah dijadwalkan pada esok hari hingga lusa (30-31 Januari). Pelaku pasar juga sudah sumringah saat kabar China sudah mengajukan penawaran untuk membeli lebih banyak produk AS senilai US$ 1 triliun yang akan membuat neraca dagang kedua negara menjadi impas pada 2024.
Dengan adanya kabar yang tidak sedap ini, investor akan cenderung kembali memasang mode aman, mengingat damai dagang AS-China menjadi tidak jelas.
Sebagai informasi, perang dagang AS-China telah menyebabkan perlambatan ekonomi kedua negara, dan juga hampir seluruh dunia.
Bila hingga tanggal 1 Maret tidak ada kesepakatan antara kedua negara, Donald Trump mengancam akan meningkatkan bea impor pada produk China dari 10% menjadi 25%. Kalau sampai kejadian, maka awan kelabu yang menyelimuti perekonomian dunia akan semakin pekat.
Dalam keadaan yang tak menentu seperti sekarang ini, emas menjadi lebih diminati karena sifatnya sebagai pelindung nilai.
Selain itu, melemahnya nilai Dollar Index sebesar 0,09% pada hari ini juga memberi fondasi pada penguatan harga emas hari ini. Sebagai informasi, nilai Dollar Index merepresentasikan nilai tukar dolar terhadap 6 mata uang utama dunia.
Bila nilainya turun, yang artinya dolar melemah, maka harga emas bagi pemegang mata uang selain dolar akan relatif lebih murah. Hal ini meningkatkan daya tarik emas bagi investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)
http://bit.ly/2UtIYuZ
January 29, 2019 at 10:35PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tertinggi Dalam 7 Bulan! Harga Emas Naik Gara-gara AS-China"
Post a Comment