Untuk kali kedua dalam hanya tiga bulan, IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam World Economic Outlook Update yang dirilis di sela-sela pertemuan para pemimpin dan pelaku bisnis dunia di Davos, IMF memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020. Perkiraan itu turun masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari proyeksi yang disampaikan di Oktober lalu.
Lembaga ini menggarisbawahi pelemahan ekonomi China yang lebih dalam dari perkiraan dan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan atau no deal sebagai risiko dari poyeksinya yang dapat memperparah guncangan di pasar keuangan.
Ekonomi China tumbuh 6,6% tahun lalu, laju terlemahnya sejak 1990.
Foto: Pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 22 Januari 2019. REUTERS / Arnd Wiegmann
|
"Setelah dua tahun mengalami pertumbuhan yang kuat, perekonomian dunia kini melambat lebih dari yang diperkirakan dan risiko meningkat," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dalam sebuah konferensi pers, Senin, dilansir dari Reuters.
"Apakah itu berarti resesi global di depan mata? Tidak. Namun, risiko penurunan pertumbuhan global yang lebih tajam telah meningkat," ujarnya.
IMF kini memperkirakan zona euro akan tumbuh 1,6% di 2019 atau turun 0,3 poin persentase dibandingkan proyeksi sebelumnya dan 1,7% tahun depan.
Revisi paling dalam terjadi untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman di 2019 yang diperkirakan di sekitar 1,3% atau anjlok 0,6 poin persentase akibat standar emisi baru untuk mobil yang diterapkan di negara yang sangat mengandalkan sektor otomotifnya itu, tulis laporan tersebut.
Meski begitu, IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan untuk AS dan China yang setahun belakangan terbelit sengketa perdagangan.
AS diperkirakan akan tumbuh 2,5% tahun ini dan 1,8% di 2020 saat dampak stimulus fiskal mulai memudar dan ketika suku bunga acuan secara temporer berada di atas suku bunga netral.
IMF juga tidak mengubah proyeksi pertumbuhan China di 6,2% untuk tahun ini dan 2020 namun memperingatkan bahwa kegiatan ekonomi akan meleset dari perkiraan bila perang dagang berlanjut.
"Sebagaimana yang terlihat di 2015-2016, kekhawatiran terkait kondisi kesehatan ekonomi China dapat menyebabkan aksi jual yang tiba-tiba dan luas di pasar keuangan dan komoditas yang menekan rekan dagang, eksportir komoditas, serta negara-negara berkembang lainnya," tulis lembaga tersebut.
NEXT
(prm)
http://bit.ly/2S1n7gB
January 23, 2019 at 02:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada Peringatan Baru IMF"
Post a Comment