Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Negeri Tirai Bambu tumbuh 6,2% tahun ini atau jauh lebih lambat dibandingkan 6,6% di 2018, menurut Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis Selasa (4/6/2019) petang waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Bank Dunia juga memproyeksikan ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan tumbuh 6,1% tahun depan atau lebih rendah 0,1 poin persentase dibandingkan perkiraan sebelumnya pada Januari lalu.
"Pertumbuhan diperkirakan melambat dari 6,6% di 2018 menjadi 6,2% di 2019, utamanya mencerminkan perlambatan kegiatan manufaktur dan perdagangan," menurut laporan tersebut.
"Kenaikan bea impor baru-baru ini dengan Amerika Serikat diproyeksikan akan membebani pertumbuhan di 2020 yang telah direvisi turun menjadi 6,1%," lanjutnya.
Proyeksi itu didasarkan pada asumsi tidak akan ada lagi eskalasi ketegangan perdagangan dengan AS dan pemerintah China mengambil kebijakan untuk memitigasi tantangan di dalam dan luar negeri.
China tengah terlibat dalam perang dagang yang makin panas dengan AS.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menaikkan bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar menjadi 25% bulan lalu. Trump juga mengancam akan mengenakan bea masuk terhadap impor dari China senilai US$325 miliar yang saat ini belum dikenai tarif impor.
Foto: Infografis/Perang Dagang/Edward Ricardo
|
Langkah itu dibalas Beijing dengan menaikkan bea masuk terhadap berbagai produk AS senilai US$60 miliar.
"Kegiatan perdagangan (China) melemah akibat perlambatan produksi manufaktur, ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, dan pertumbuhan global yang loyo," tulis Bank Dunia dalam laporan itu.
"Aktivitas ekonomi baru-baru ini telah mendapat dorongan dari stimulus fiskal dan moneter," lanjutnya. (prm)
http://bit.ly/2QIszls
June 05, 2019 at 04:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bank Dunia: Perang Dagang Akan Pukul Perekonomian China"
Post a Comment