Ford mengatakan keputusan itu adalah bagian dari transformasi bisnis untuk mendorong efisiensi kegiatan operasinya di Eropa. Ford secara khusus menyalahkan kerugian yang dialaminya pada sebuah kontrak untuk menyuplai mesin Jaguar Land Rover dan lemahnya permintaan mesin 1,5 liternya.
"Menciptakan bisnis Ford yang kuat dan berkelanjutan di Eropa mengharuskan kami untuk membuat beberapa keputusan sulit, termasuk perlunya menimbang kembali pabrikan mesin global kami agar dapat lebih mendukung portofolio kendaraan kami di masa depan dengan lebih baik," kata Stuart Rowley, Presiden Ford Eropa, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.
"Kami berkomitmen terhadap Inggris, namun perubahan permintaan konsumen dan kerugian biaya, ditambah ketiadaan model mesin tambahan untuk Bridgend membuat pabrik tersebut tidak berkelanjutan secara ekonomi dalam beberapa tahun ke depan," lanjutnya.
Ford memperkirakan akan menanggung biaya sekitar US$650 juta terkait penutupan pabrik itu di mana dua per tiga dari ongkos itu akan digunakan untuk membayar kompensasi bagi pegawai yang terdampak.
Pabrikan mobil itu telah beroperasi di pabrik yang bersangkutan sejak 1977 dan memperkerjakan sekitar 1.700 karyawan.
Pemimpin serikat pekerja terbesar kedua di Inggris menyebut keputusan Ford sebagai langkah pengkhianatan ekonomi yang tidak masuk akal.
Foto: 2020 ford mustang CNBC/Adam Jeffey
|
Sekretaris Jenderal Unite, Len McCluskey, mengatakan organisasinya akan melawan penutupan tersebut.
"Para pekerja dan komunitas ini telah bersikap setia pada Ford, begitu juga konsumen Inggris - negara ini masih menjadi pasar terbesar Ford di Eropa - melalui berbagai tantangan dan masa keemasan, namun mereka diperlakukan dengan tidak hormat oleh perusahaan sebagai balasannya," ujarnya.
Saksikan video mengenai pemecatan 7.000 karyawan Ford berikut ini.
(roy)
http://bit.ly/2Kzdulo
June 07, 2019 at 07:22PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Demi Efisiensi, Ford Serius Tutup Pabrik di Inggris Pada 2020"
Post a Comment