Data perdagangan menunjukkan, dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 17 mencatatkan kenaikan harga, 7 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Penguatan indeks Straits Times besar kemungkinan didorong oleh technical rebound karena kemarin sempat amblas cukup dalam sekitar 0,45% dan hampir menyentuh level psikologis 3.200 poin.
Sebagai informasi STI terkoreksi karena rilis data ekonomi terbaru di Singapura jauh di bawah ekpektasi pasar. Kemarin, ekspor non-minyak Singapura periode Mei 2019 diumumkan anjlok 15,9% secara tahunan, lebih dalam ketimbang koreksi pada bulan April yang sebesar 10%, dilansir dari Trading Economics.
Rilis data tersebut lantas melengkapi rilis data ekonomi pada pekan lalu yang juga mengecewakan. Pada pekan kemarin, penjualan barang-barang ritel periode April 2019 diumumkan jatuh 1,8% secara tahunan, lebih dalam ketimbang koreksi pada Maret 2019 yang sebesar 0,9% saja, dilansir dari Trading Economics.
Meskipun indeks Straits Times mencatatkan reli pada perdagangan pagi hari ini, sejatinya nuansa kelam masih terus menyelimuti bursa saham global.
Peluang terjadinya perang senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Iran semakin besar. Pasalnya Kementerian Pertahanan AS mengumumkan pengerahan sekitar 1.000 tentara ke Timur Tengah untuk langkah pertahanan terkait ancaman dari Teheran, dilansir Reuters.
Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat setelah terjadi penyerangan terhadap terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman dekat garis pantai Iran. Washington menuduh Iran sebagai biang keladi dibalik serangan tersebut, dan Iran membantah tuduhan AS.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)http://bit.ly/2KQQfTY
June 18, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekspor Singapura Tertekan, tapi Straits Times Dibuka Naik"
Post a Comment