Search

Harga Batu Bara Jatuh ke Titik Terendah dalam 2 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle jatuh ke titik terendah sejak 1 Juni 2017, atau dalam dua tahun terakhir. Perlambatan ekonomi global menjadi faktor utama yang menarik harga batu bara ke bawah.

Pada perdagangan hari Senin (3/6/2019), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Agustus anjlok hingga 2,42% ke level US% 74,75/metrik ton.

Sejak awal tahun 2019, harga batu bara telah melemah hingga 25,18%.

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan beberapa negara mitranya terbukti mampu membuat perekonomian global dirundung awan kelabu.

Mulai hari Sabtu (1/6/2019) pemerintah China memberlakukan bea impor tambahan 5%-25% pada produk-produk asal AS senilai US$ 60 miliar.

Itu menjadi jawaban atas langkah AS yang suda terlebih dahulu menerapkan bea impor 25% pada aneka produk asal China senilai US$ 200 miliar pada 10 Mei 2019 silam.

AS juga dikabarkan tengah mengkaji dampak penerapan bea impor 25% pada produk China lain senilai US$ 300 miliar yang sebelumnya bukan merupakan objek perang dagang.

Tidak berhenti hanya di situ, baru-baru ini, dalam Shangri La Dialog di Singapura yang berlangsung akhir pekan lalu, Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi 'pura-pura tidak tahu' terhadap prilaku China di Asia.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump dikabarkan telah meningkatkan dukungannya terhadap kedaulatan Taiwan, termasuk pelayaran kapal perang AS melalui Selat Taiwan.

Tentu saja China menjadi geram. Sudah sejak lama isu Taiwan sangat sensitif di CHina. Hingga saat ini China masih menganggap Taiwan sebagai salah satu wilayah kekuasaannya.

Menteri Pertahanan China, Wei Fenghe mengatakan bahwa perang dengan AS akan menjadi bencana bagi dunia, mengutip Reuters, Minggu (2/6/2019). Dirinya juga memberi peringatan kepada Washington untuk tidak ikut campur dalam sengketa keamanan di Taiwan dan Laut China Selatan.

"Bila siapapun berani untuk memisahkan Taiwan dari China, militer China tidak memiliki pilihan selain melawan dengan segala upaya. AS tidak dapat dipisahkan, begitu pula China. China harus, dan akan dipersatukan kembali," ujar Wi Fenghe.

Kini, nasib perundingan dagang AS dengan China semakin tidak jelas.

Pada hari Minggu (2/6/2019) waktu setempat, Wakil Menteri Perdagangan China, Wang Shouwen mengatakan bahwa Washington tidak bisa menggunakan tekanan untuk mendesak perjanjian damai dagang dengan Beijing.

Dirinya juga menampik kabar bahwa dua pimpinan negara (AS-China) akan bertemu di sela-sela pertemuan negara-negara G20 di Tokyo nanti.

Ditengah berkecamuknya perang dagang dengan China, AS juga telah membuka konflik baru dengan Meksiko.

Apalagi sekarang AS juga telah membuka pintu perang dagang baru dengan Meksiko. Pada hari Kamis (30/5/2019) AS mengumumkan pemberlakuan bea impor 5% pada produk-produk Meksiko mulai 10 Juni 2019. Tidak berhenti di situ, Trump mengatakan bahwa tarif tersebut akan naik menjadi 25% hingga masalah imigran gelap dapat diatasi.

Perang dagang kini sudah melebar kemana-mana. Akibatnya, seluruh dunia juga akan merasakan dampaknya. Gairah ekonomi serta industri diperkirakan akan lesu.

Permintaan energi biasanya akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Bila ekonomi melambat, pertumbuhan permintaan energi juga terancam berkurang. Terlebih saat ini sebagian besar energi listrik di negara-negara Asia masih dibangkitkan oleh batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2WdvRym
June 04, 2019 at 04:30PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Batu Bara Jatuh ke Titik Terendah dalam 2 Tahun"

Post a Comment

Powered by Blogger.