
Namun pada perdagangan pukul 09.56 WIB, IHSG masuk ke zona merah dengan melemah 0,03%.
Kinerja IHSG belum senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona hijau pada pukul 09.36 WIB: indeks Nikkei naik 0,23%, indeks Shanghai juga naik 0,65%, indeks Hang Seng pun naik 1,38%, indeks Straits Times naik 0,1%, dan indeks Kospi naik 0,11%.
Namun Straits Times pun akhirnya minus di 0,12% pada pukul 09.56 WIB.
Sejatinya, panasnya bara perang dagang menghantui perdagangan di bursa saham Benua Kuning. Pertama, ada perang dagang AS-China. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang masih juga belum jelas.
Semakin mendekati akhir bulan Juni, belum ada kepastian bahwa keduanya akan bertemu, walau memang Washington masih ingin kedua pemimpin negara bertemu guna membuka jalan menuju damai dagang.
"Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters.
Sebelumnya, pejabat senior di lingkungan pemerintahan China mengungkapkan bahwa Beijing bahkan belum melakukan apapun terkait rencana pertemuan Trump-Xi.
"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.
Sekedar mengingatkan, Trump sebelumnya sudah mengancam bahwa dirinya akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.
Kedua, ada perang dagang AS-India. Mulai tanggal 5 Juni, AS memutuskan untuk menghapus fasilitas Generalized System of Preference (GSP) yang diberikan kepada India. Sejatinya, fasilitas ini membuat berbagai produk made in India bebas bea masuk di AS, di mana nilainya ditaksir mencapai US$ 5,6 miliar.
Namun, Trump memutuskan untuk meniadakan fasilitas itu karena dinilai mengancam industri dan kepentingan dalam negeri. India pun tidak terima dan membalas dengan menerapkan bea masuk untuk 28 produk AS seperti kacang almon, walnut, dan apel yang berlaku mulai minggu (16/6/2019) waktu setempat.
Dengan meletusnya perang dagang AS-India, dikhawatirkan laju perekonomian dunia akan semakin tertekan.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
(ank/tas)
http://bit.ly/2KmRLhi
June 17, 2019 at 04:58PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mayoritas Bursa Asia Menghijau, IHSG Malah ke Zona Merah"
Post a Comment