Search

Mengekor Bursa Saham AS, Bursa Saham Asia Hari Ini Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan hari ini di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,03%, indeks Hang Seng naik 0,15%, dan indeks Straits Times naik 0,07%.

Sementara itu, indeks Nikkei dibuka melemah 0,15%. Untuk bursa saham Korea Selatan, perdagangan pada hari ini diliburkan seiring dengan peringatan Memorial Day.

Bursa saham regional berhasil mengekor jejak Wall Street yang juga membukukan penguatan pada perdagangan kemarin (5/6/2019): indeks Dow Jones menguat 0,82%, indeks S&P 500 naik 0,82%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,64%.

Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan masih menjadi faktor yang melandasi aksi beli di Wall Street dan bursa saham Benua Kuning.

Pada hari Selasa (4/6/2019) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".

"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan isu-isu (perdagangan) ini akan terselesaikan," kata Powell, dilansir dari Reuters.

"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan dalam sebuah pidato bahwa pemotongan tingkat suku bunga acuan mungkin perlu segera dilakukan.

Komentar dari Powell tersebut datang di saat yang begitu tepat. Pasalnya, melalui publikasi Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis pada Selasa malam waktu setempat, Bank Dunia (World Bank) mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan menghadapi perlambatan yang signifikan.

Untuk tahun 2019, Bank Dunia masih memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5%, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.

Jika tingkat suku bunga acuan benar dipangkas nantinya, tingkat suku bunga kredit akan ikut melandai yang tentunya akan memberi insentif bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, perekonomian AS bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.

Mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, kencangnya laju perekonomian AS tentu akan membawa dampak positif bagi negara-negara lain, termasuk negara-negara di kawasan Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Z4Mtdi
June 06, 2019 at 04:16PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengekor Bursa Saham AS, Bursa Saham Asia Hari Ini Hijau"

Post a Comment

Powered by Blogger.