
Indeks Straits Times (STI) dibuka melemah 0,01% ke level 3.209,26, dan hingga berita ini dimuat sudah mampu menguat 0,39% menjadi 3.222,05 poin. Jika, hingga akhir perdagangan STI finis di zona hijau, maka bursa saham acuan Negeri Singa mencatatkan reli 7 hari beruntun.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 14 mencatatkan kenaikan harga, 8 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelaku pasar tampaknya terus menyimpan harapan suku bunga acuan global akan kompak turun, termasuk Negeri Paman Sam. Pasalnya, perang dagang yang berlarut-larut antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, AS-China, terus menunjukkan dampak negatifnya.
Rilis data ekonomi terbaru, pada Mei perekonomian AS menciptakan 75.000 lapangan kerja. Ini menjadi kali pertama sejak 2019 penciptaan lapangan kerja tidak sampai 100.000. Sementara itu, aktivitas manufaktur AS tumbuh di level terendah sejak 2016.
Alhasil, ekonomi Negeri Paman Sam perlu suntikan adrenalin untuk mendongkrak perekonomian, yaitu berupa penurunan Federal Funds Rate.
Melansir situs CME Fedwatch peluang Fed Funds Rate dipotong pada bulan Juli mencapai 78%, dan para investor juga mem-price in kemungkinan 97,1% penurunan bunga di Desember.
Jika suku bunga acuan AS akhirnya turun, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar, terutama yang berpendapatan tetap seperti obligasi, akan kurang menarik. Arus modal pun memilih menjauh dari dolar AS dan melipir ke berbagai penjuru dunia, termasuk Singapura.
Terlebih lagi, penurunan suku bunga juga diharapkan akan memantik aktifitas bisnis global dan tentunya hal ini akan menguntungkan Singapura yang memiliki sistem ekonomi terbuka dengan fokus ekonominya bertumpu pada peran negaranya sebagai International-Hub.
Pada hari investor akan mencermati rilis data penjualan ritel Singapura bulan April pada pukul 12:00 WIB.
Untuk diketahui, penjualan ritel Negeri Singa tumbuh negatif pada Maret dengan mencatatkan koreksi 1% secara tahunan, sedikit lebih baik dibandingkan Februari yang turun 9% secara tahunan. Untuk periode April, konsensus pasar memproyeksi pertumbuhan positif dengan naik tipis 0,3%, dilansir Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps)
http://bit.ly/2XF1diX
June 12, 2019 at 03:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sempat Dibuka Turun, Tapi Straits Times Pilih Jalur Hijau"
Post a Comment