Dalam 4 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jumlah utang pemerintah Indonesia naik Rp 1.809 triliun. Lantas, apakah ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah?
"Kalau Anda mengatakan, apakah ini mengkhawatirkan, debt to GDP ratio kita itu 30%. Bandingkan dengan negara lain, apakah itu mengkhawatirkan? Kan gitu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat terbatas di Istana Negara, Rabu (23/1/2019).
![]() |
Pemerintah tak memungkiri, rasio utang terhadap PDB memang meningkat mendekati 30%. Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu masih menganggap angka tersebut relatif aman, terutama jjika dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Negara yang sama dengan kita incomenya, negara yang maju, yang lebih miskin, coba saja bandingkan. Debt to GDP ratio sepengetahuan saya 30% itu tidak tinggi. Tapi kami tidak katakan mau sembrono. Kan tidak juga," katanya."Defisit makin diperkecil. Apakah dengan defisit [keseimbangan primer] kemarin Rp 1,7 triliun, itu besar? Apakah berarti pemerintah ugal-ugalan? Ya tidak lah," tegasnya.
Sri Mulyani pun menegaskan, penambahan utang sama sekali tak membuat ekonomi Indonesia mengalami terkontraksi. Perekonomian domestik, sambung dia, justru tetap mampu menjaga momentum akselerasi ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
"Dampaknya infrastruktur tetap terjaga, pendidikan bisa dibiayai, kemiskinan bisa turun, kesempatan kerja bisa tercipta, masyarakat miskin bisa dilindungi," jelasnya.
(dru)
http://bit.ly/2Td3aRC
January 23, 2019 at 09:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Bu Sri Mulyani, Apakah Utang RI Rp 4.418 T Mengkhawatirkan?'"
Post a Comment