
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data perdagangan internasional pada esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 1,81% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kemudian impor tumbuh lebih cepat yaitu 6,345% YoY, kemudian neraca perdagangan defisit US$ 968 juta.
Institusi | Pertumbuhan Ekspor (%YoY) | Pertumbuhan Impor (%YoY) | Neraca Perdagangan (US$ Juta) |
CIMB Niaga | -1,000 | ||
ING | 0.1 | 6.3 | -2,010.20 |
Moody's Analytics | -1,020 | ||
Barclays | -2.5 | 1 | -750 |
BCA | 3.8 | 6.8 | -690 |
Bahana Sekuritas | 1.99 | 9.7 | -1,390 |
Bank Permata | 1.95 | 4.75 | -668 |
Maybank Indonesia | -5.33 | 1.43 | -1,228 |
Danareksa Research Institute | 3.39 | 7.94 | -914 |
Bank Mandiri | 1.67 | 6.39 | -936 |
MEDIAN | 1.81 | 6.345 | -968 |
Proyeksi pasar menunjukkan aktivitas ekspor yang lebih baik dibandingkan November 2018. Kala itu, ekspor tercatat terkontraksi atau minus 3,28% YoY. Akan tetapi, perbaikan tersebut masih sangat terbatas.
Sedangkan impor diperkirakan melambat dari 8,79% YoY pada November. Sedangkan neraca perdagangan membaik karena pada November mencatat defisit US$ 2,05 miliar.
Apabila neraca perdagangan Desember kembali defisit, maka akan terjadi hattrick. Ini akan memunculkan pertanyaan, bagaimana nasib transaksi berjalan kuartal IV-2018?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
http://bit.ly/2VSCoPT
January 14, 2019 at 09:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Dagang Menuju Hattrick Defisit, Rupiah Terlemah Asia"
Post a Comment