Tidak diturunkannya suku bunga berarti kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) masih cukup baik sehingga tidak perlu distimulasi dengan penurunan suku bunga. Akan tetapi The Fed juga menegaskan kemungkinan untuk tidak menurunkan kebijakan suku bunganya pada tahun ini.
"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Jerome Powell, Gubernur The Fed, dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
Dengan demikian, dolar AS kembali mendapatkan energi penguatannya kembali yang selanjutnya dapat menekan harga emas. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dasar perhitungan harga emas menggunakan dolar AS.
Ketika dolar AS menguat, maka investor akan cenderung memburu dolar AS dan sedikit meninggalkan komoditas lindung nilai (hedge) seperti emas.
Selain itu, perang dagang antara AS-China terlihat sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda memudar. Kedua raksasa ekonomi dunia tersebut dikabarkan akan segera mengumumkan hasil kesepakatan dagang Jumat (10/5/2019) pekan depan, mengutip dari CNBC International.
Bila AS dan China tak lagi saling lempar bea impor, maka rantai pasokan global berpotensi untuk melaju lebih kencang. Perlambatan ekonomi global yang selama ini menghantui dapat ditinggalkan.
Pada kondisi ekonomi dunia kian kondusif, investor akan berani berinvestasi pada instrumen berisiko, seperti saham. Emas hanya dijadikan pelindung nilai (hedge) dari aset maupun investasi, sehingga daya tarik dapat memudar dan menekan harganya.
Harga emas sendiri pada Kamis pagi (2/5/2019) masih tertekan. Pada pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,62% ke level US$ 1.276,2/troy ounce, setelah ditutup menguat 0,05% kemarin.
Sedangkan harga emas di pasar spot juga turun 0,12% ke posisi US$ 1.274,79/troy ounce setelah terkoreksi 0,45% kemarin.
Analisis Teknikal
![]() |
Adapun level penahan kejatuhan harga emas (support) yang terdekat berada di US$ 1.272/troy ounce. Apabila tertembus, bukan tidak mungkin harga emas berpotensi menguji level US$ 1.266/troy ounce sebagai level penahan selanjutnya.
Ruang pelemahan emas cukup terbuka, hal ini didasari oleh posisinya yang belum memasuki fase jenuh jualnya (oversold), mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur tingkat kejenuhan suatu level.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2VetRKN
May 02, 2019 at 06:57PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kondisi Global Membaik, Seperti Apa Peluang Cuan Emas?"
Post a Comment