Dari lima unit hulu Pertamina, hanya PT Pertamina Hulu Kaltim saja yang mampu mencapai realisasi lifting di atas target harian APBN, sedangkan sisanya memiliki rapor merah.
Menanggapi hal ini, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu mengatakan, belum bisa berkomentar lebih detil sebab pihaknya tengah menelaah data yang ada, dan berjanji akan menyampaikan penjelasan lebih lanjut ketika sudah selesai menelaah data tersebut.
"Kami sedang menelaah data yang ada dan akan kami sampaikan penjelasan khusus mengenai hal tersebut," ujar Dharmawan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (10/5/2019).
Kendati demikian, ia menuturkan, pihaknya akan terus berupaya untuk mencapai target di 2019.
"Kami tetap bersemangat dan berupaya yang terbaik untuk target produksi dan lifting 2019," pungkas Dharmawan.
Sebagai informasi, berdasarkan data SKK Migas, untuk lifting minyak, dari PT Pertamina EP (PEP) hanya terealisasi 93% atau sebesar 79.340 BOPD dari target harian APBN yang sebesar 85.000 BOPD. SKK Migas mencatat, decline rate ini lebih tinggi dari prognosis awal, ditambah hasil beberapa kegiatan yang belum mencapai ekspektasi. Untuk produksi minyaknya, sampai dengan 30 April 2019 sebesar 82.201 BOPD.
Selanjutnya kinerja lifting minyak Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Sampai dengan akhir April 2019 lifting minyaknya sebesar 42.717 BOPD atau 85% dari target APBN yang sebesar 50.400 BOPD. Berdasarkan catatan SKK Migas, terjadi decline rate yang lebih tinggi di akhir 2018, serta belum berproduksinya beberapa sumur yang sudah selesai dibor. Untuk produksi minyak dan kondensat di PHM, tercatat sebesar 37.519 BOPD.
Berikutnya adalah lifting Pertamina Hulu Energi OSES. Untuk lifting minyak, hanya terealisasi 89% atau sebesar 28.577 BOPD dari target harian APBN yang sebesar 32.000 BOPD. Produksi minyaknya sebesar 29.048 BOPD. Adanya isu integrity pipeline (pipa terintegrasi) serta permasalahan downhole menjadi faktor belum tercapainya target.
![]() |
Adapun, untuk Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd (PHE ONWJ), sampai dengan akhir April 2019 lifting minyaknya sebesar 28.646 BOPD atau 87% dari target APBN yang sebesar 33.090 BOPD. Berdasarkan catatan SKK Migas, mundurnya kegiatan pemboran di Echo karena faktor cuaca menjadi penyebab belum tercapainya target. Sementara untuk produksi minyak dan kondensat di PHE ONWJ, tercatat sebesar 28.850 BOPD.
Di sisi lain, untuk kinerja lifting gas PHM sampai 30 April 2019, realisasinya baru 61% dari target APBN yang sebesar 1.100 MMSCFD, atau baru sebesar 667 MMSCFD. Sedangkan realisasi produksi gas PHM di Blok Mahakam hingga akhir April 2019 tercatat sebesar 725 MMSCFD. Decline rate yang lebih tinggi di akhir 2018, serta belum berproduksinya beberapa sumur yang sudah dibor dinilai menjadi penyebab belum tercapainya target.
Lifting gas Pertamina EP per 30 April 2019 tercatat sebesar 95% dari target harian APBN yang sebesar 810 MMSCFD, atau sebesar 770 MMSCFD. Realisasi produksinya sebesar 965 MMSCFD. Adanya decline rate yang tinggi di akhir 2018 disebut menjadi penyebab target belum tercapai.
[Gambas:Video CNBC]
 (gus)
http://bit.ly/2JcgCDF
May 10, 2019 at 08:29PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Lifting Meleset dan Dapat Rapor Merah, Ini Kata Pertamina"
Post a Comment