Yen dikenal sebagai mata uang safe haven yang lebih safe haven dari dolar Amerika Serikat (AS), ketika kondisi pasar global tidak stabil mata uang Jepang ini selalu unggul. Pada pukul 20:30 WIB yen diperdagangkan di kisaran 109,62/US$, lebih kuat dari penutupan Kamis 109,83/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Headline perang dagang selama ini didominasi AS - China, namun pekan depan bisa jadi akan ada pemain baru. Hal tersebut tidak lepas dari rencana Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan bea masuk impor mobil.
Memang Trump berencana untuk menunda penerapan bea impor tersebut selama enam bulan, namun keputusannya masih belum pasti.
Gedung Putih memiliki tenggat waktu hingga Sabtu (18/5/2019) besok untuk memutuskan apakah akan mengenakan bea masuk terhadap impor mobil dan suku cadangnya dengan alasan keamanan nasional.
Uni Eropa (UE) menjadi salah satu yang akan terkena dampak dari jika bea impor dinaikkan. Menurut Commerzbank total nilai ekspor mobil dan spare part dari UE ke AS sebesar US$ 62,5 miliar, dengan Jerman menjadi eksportir terbesarnya.
![]() |
Data yang dilansir Bloomberg menunjukkan Jerman menjadi negara terbesar keempat di dunia yang mengekspor sektor otomotif ke Paman Sam, di bawah Meksiko, Kanada, dan Jepang. Nilai total ekspor Jerman sebesar US$ 19 miliar.
Dengan nilai sebesar itu, tidak heran UE harap-harap cemas menanti keputusan apakah pada akhirnya Trump akan menaikkan tarif atau tidak.
UE menyiapkan daftar panjang tarif impor balasan yang akan dijatuhkan kepada produk-produk AS bila Trump benar-benar menjadikan otomotif sebagai sasaran perang dagang terbarunya, dan perang dagang akan semakin meluas.
Awal perdagangan pekan depan kemungkinan bisa terjadi pergerakan besar di yen, jika AS akhirnya menaikkan bea impor otomotif yen kemungkinan akan melesat menguat (USD/JPY bergerak turun), sebaliknya jika penerapan akhirnya ditunda mata uang Jepang ini akan berbalik melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
http://bit.ly/2WdKntQ
May 18, 2019 at 03:54AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Bisa Meluas, Yen Kembali Cemerlang"
Post a Comment