Ia juga menyebut hubungannya dengan Beijing baik namun penuh ujian setelah China mundur dari komitmen dalam kesepakatan dagang kedua negara.
Meski begitu, Trump mengatakan ia masih berencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping akhir bulan ini. Di saat yang sama, ia juga kembali mengulangi ancamannya untuk meluncurkan serangan terbaru perang dagang dengan menjatuhkan bea impor pada hampir seluruh impor China yang tersisa, termasuk telepon seluler, komputer, dan pakaian jadi.
Ketika ditanya apakah ia menetapkan tenggat waktu bagi China untuk mengambil langkah maju dalam kesepakatan dagang, Trump menjawab tidak, dilansir dari Reuters.
"Saya tidak memiliki deadline," ujarnya dalam sebuah konferensi pers. "Tenggat waktu saya bergantung apa yang terjadi. Kami akan memutuskannya. Tidak seorang pun yang tahu."
Trump sebelumnya mengatakan ia akan memutuskan pengenaan bea impor baru itu setelah pertemuan G20 di Jepang akhir Juni ini. Washington telah menaikkan bea impor menjadi 25% terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar bulan lalu.
![]() |
Sang presiden kembali mengungkapkan keyakinannya bahwa berbagai pabrik telah menarik diri dari China di tengah tekanan bea impor AS. Hal itu, menurutnya, akan menjadi keuntungan bagi pabrikan dalam negerinya.
"Saya rasa kita akan bersepakat dengan China. Kami memiliki hubungan yang sangat baik, meskipun sedikit penuh ujian saat ini, sebagaimana yang Anda lihat. Saya rasa mereka benar-benar harus membuat kesepakatan," kata Trump.
Meski ia mengatakan berencana bertemu Xi di pertemuan G20, China belum mengonfirmasi rencana serupa.
Saksikan video mengenai dampak perang dagang ke ekonomi Indonesia berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2IauP29
June 13, 2019 at 02:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau Damai tapi Trump Tetap Ancam Naikkan Bea Impor China"
Post a Comment