Bursa saham utama China dan Hong Kong menguat di tengah ketegangan perang dagang yang memanas setelah Beijing merilis dokumen resmi yang menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas perang dagang.
Pada konferensi pers, Minggu waktu setempat, Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen menyampaikan tindakan AS dalam sebulan terakhir adalah alasan utama terhambatnya kemajuan dalam negosiasi dagang antara kedua negara.
"Selama konsultasi, China telah mengatasi banyak kesulitan dan mengedepankan solusi pragmatis. Namun, AS mundur, dan ketika Anda memberi mereka satu inci, mereka menginginkan halaman, ujar Wang dilansir CNBC International.
Seperti yang diketahui bulan lalu, Presiden AS Donald Trump meluncurkan banyak serangan pada Beijing.
Washington menaikkan bea masuk atas produk impor asal China senilai US$ 200 miliar dari 10% ke 25%. Trump juga mempertimbangkan pemberlakuan tarif atas US$300 miliar produk asal China. Terakhir, melarang perusahaan AS untuk bertransaksi dengan perusahaan raksasa teknologi milik China, Huawei.
Lebih lanjut, pada hari Jumat (31/5/2019) Kementerian Perdagangan China mengancam akan mengungkap "Daftar Yang Tidak Dapat Diandalkan" bagi perusahaan, individual atau kelompok yang dianggap membahayakan kepentingan perusahaan asal Negeri Tiongkok, dilansir Reuters.
Jika perusahaan AS masuk dalam daftar tersebut, tentunya akan ada sanksi yang diberlakukan oleh Beijing dan ini akan membuat kisruh antara kedua negara menjadi-jadi. Akan tetapi di lain pihak, Negeri Panda mengambil sikap tegas untuk melindungi perusahaan China dari perlakuan tidak adil.
Pelaku pasar awalnya optimis bahwa perseteruan antara kedua negara dapat dilerai ketika Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada pertemuan G20 akhir bulan ini. Namun, Wang masih belum mengkonfirmasi apakah Jinping akan benar-benar menghadiri pertemuan tersebut.
Jika akhirnya, Jinping berhalangan hadir, tentunya peluang untuk meredakan perseteruan antara kedua negara semakin tipis. Bila perang dagang terekskalasi, tentunya perekonomian kedua negara akan semakin tersakiti, dan membuat investor memilih untuk menginvestasikan dana mereka di instrumen aman (safe haven).
Di lain pihak, indeks PMI manufaktur China bulai Mei versi Caixin tercatat sebesar 50,2 poin, sama dengan perolehan bulan April. Namun, angka ini lebih baik dari konsensus pasar yang memperkirakan penurunan ke level 50 poin, dilansir Trading Economics.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis cadangan devisa Hong Kong bulan Mei pada pukul 15:30 WIB. Tidak ada rilis data ekonomi lainnya dari China.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
http://bit.ly/2W5MLPv
June 03, 2019 at 04:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perusahaan China Dibantengi, Hang Seng dan Shanghai Sumringah"
Post a Comment