"Saya cemas bahwa otoritas China... meremehkan bagaimana meluasnya sentimen anti-China d Washington. Ini menyebar di seluruh spektrum politik," kata Tim Adams yang sekarang menjabat presiden dan CEO Institute of International Finance (IIF), sebuah asosiasi perdagangan, dilansir dari CNBC International.
Meski pemerintahan saat inilah yang bertanggung jawab atas terjadinya perang dagang dengan China, ia mengatakan hampir semua dari 24 calon presiden dari Partai Demokrat memiliki semacam sentimen anti-China, baik itu terkait perdagangan atau hal lain yang lebih luas.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump saat ini didukung oleh Partai Republik.
"Washington telah berubah menjadi anti-China," kata Adams kepada CNBC di pertemuan IIF di Tokyo, Jepang, pada Kamis.
Di saat yang sama, ia juga khawatir Washington tidak memahami retorika yang dilontarkan Beijing.
Foto: Infografis/Perang Dagang/Edward Ricardo
|
"Saya cemas ada orang-orang di Washington yang merasa memahami pola pikir China dan bahwa mereka akan dapat memaksa Presiden Xi Jinping mematuhi keinginan Washington dan mungkin tidak menghargai retorika yang disampaikan China," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan ketika perseteruan dagang antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu memanas dalam beberapa pekan terakhir.
Trump pada awal Mei mengumumkan bahwa bea impor terhadap produk China senilai US$200 miliar akan naik dari 10% menjadi 25%. AS juga tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan bea masuk bagi produk-produk China lainnya senilai US$300 miliar.
China merespons langkah itu dengan menaikkan bea impornya terhadap barang-barang AS senilai US$60 miliar.
Media China juga memperingatkan bahwa Beijing bisa menghentikan ekspor mineral rare earth ke AS bila perang dagang makin panas.
Adams memperingatkan bahwa kedua negara bisa saja melakukan kesalahan perhitungan ketika ketegangan meningkat sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. (prm)
http://bit.ly/2HZ5RCR
June 07, 2019 at 01:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sentimen Anti-China Meningkat di AS, Beijing Harus Waspada"
Post a Comment