
Pagi ini, gelar itu masih belum terlepas. Penguatan 0,11% sudah cukup untuk membawa rupiah ke puncak klasemen mata uang utama Benua Kuning. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:18 WIB: Hari ini boleh dibilang landai, tidak ada rilis data yang bisa menggerakkan pasar secara signifikan. Berita-berita panas seperti dialog dagang AS-China pun minim. Ada sih, tetapi tidak terlalu menggemparkan. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengungkapkan bahwa dirinya dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan kembali menelepon ke Beijing untuk membahas soal perdagangan. Selepas pembicaraan via telepon, baru mereka akan bertolak ke China. "Untuk mencapai kemajuan yang signifikan, saya ada ada peluang besar kami akan ke sana nanti," ujar Lighthizer, seperti dikutip dari Reuters. Perundingan menuju damai dagang masih panjang, saudara-saudara. Sebaiknya sabar dulu, tetapi jangan sampai lengah dan tidak memantau dinamika terbaru. Jadi sepertinya sentimen sisa kemarin masih menjadi penggerak pasar. Walau 'makanan basi', tetapi tampaknya masih laku di pasar.
Data ekonomi China yang lumayan oke tampaknya masih 'termakan' oleh investor.
Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu boleh 'hanya' 6,2% year-on-year (YoY) pada kuartal II-2019, laju terlemah dalam 27 tahun. Namun data lainnya memberi harapan. Penjualan ritel di China pada Juni tumbuh 9,8% YoY, cukup jauh meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,6% YoY. Angka 9,8% menjadi yang terbaik sejak Maret 2018. Kemudian produksi industri China pada Juni tumbuh 6,3% YoY, juga cukup jauh dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 5%. YoY. Laju pertumbuhan Juni menjadi yang tertinggi sejak Maret. Jadi, bisa disimpulkan bahwa memang benar ekonomi China melambat. Namun bukan berarti aktivitas ekonomi di sana tidak ada geliat sama sekali. Data-data Juni yang membaik memberi harapan bahwa ekonomi China tidak akan mengalami hard landing. Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar memberi respons positif terhadap pidato Visi Indonesia yang disampaikan presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi), akhir pekan lalu. Ada lima fokus yang menjadi prioritas pembangunan yaitu infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Sejatinya berbagai program prioritas tersebut agak minim hal yang baru, lebih ke memperkuat apa yang sudah dilakukan Jokowi pada 2014-2019. Namun pidato Jokowi memberi petunjuk yang jelas mengenai rencana pemerintah dalam lima tahun ke depan sehingga pasar membuat kalkulasi dengan lebih baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/2GeLPTw
July 16, 2019 at 03:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berkat 'Makanan Basi', Rupiah Jadi No 1 Asia"
Post a Comment