Mengacu kepada rentang nilai AQI, Jakarta mempunyai udara tidak sehat. Dari sisi peringkat, Dubai menempati posisi kedua di bawah Jakarta dengan AQI 172. Peringkat ketiga diisi Johannesbug, disusul Beijing dan Santiago.
Ditemui di salah satu sekolah di Jakarta, Jumat (26/7/2019), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kondisi ini masih akan terus terjadi selama musim kemarau.
"Nanti saya akan jelaskan lebih lengkap lagi," ujarnya.
Beberapa hari sebelumnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Senin (22/7/2019), Anies membeberkan solusi Pemprov DKI Jakarta mengurangi polusi udara. Salah satunya adalah menanam tanaman lidah mertua.
"Apakah ini (lidah mertua) satu-satunya, tentu tidak," kata Anies.
"Semua yang bisa kita kerjakan Insya Allah kita kerjakan. Nama-nama tanaman dan lain-lain, itu biar dinas saja," lanjut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dilansir detik.com, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyebutkan, selain faktor musim kemarau, faktor pembangunan trotoar di pusat kota memengaruhi udara Jakarta.
"Saya kemarin dapat laporan dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi, pembenahan trotoar," kata Andono, Kamis (25/7/2019).
"Sekarang sedang ada, di Cikini juga dilihat. Dari sumber primer sendiri bikin debu, sekunder juga tambah kemacetan kan asap lebih banyak. Kan di titik itu saat ini tentu akan ada peningkatan sementara ini," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2SHvRXk
July 28, 2019 at 04:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jakarta Kota Paling Berpolusi di Dunia, Apa Solusi Anies?"
Post a Comment