
2 hari sudah rupiah tak pernah merasakan penguatan. Jika ditarik mundur lebih jauh, dalam 7 hari perdagangan terakhir, rupiah melemah sebanyak 5 kali dan hanya 2 kali menguat.
Pada hari ini, rupiah melemah kala mayoritas mata uang negara-negara Asia lainnya ditransaksikan menguat. Kinerja rupiah menjadi yang terburuk ketiga.
Eskalasi perang dagang AS-China tak cukup kuat untuk membuat pelaku pasar berlarian memeluk dolar AS selaku safe haven. Kemarin (13/5/2019), China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan. Seperti diketahui, pada hari Jumat (10/5/2019) AS resmi menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari 10% menjadi 25%.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Kehadiran perkembangan positif terkait perang dagang AS-China membuat dolar AS selaku safe haven menjadi kurang menarik. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea masuk terhadap) US$ 325 miliar lainnya (produk impor asal China) sebesar 25%," kata Trump sebelum kemudian menambahkan "Saya belum membuat keputusan tersebut."
Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai US$ 325 miliar tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25% dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi.
Apalagi, Trump juga mengonfirmasi bahwa dirinya akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan depan di Jepang.
Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.
Bisa jadi, hal serupa akan kita temukan juga pasca Trump selesai bersua dengan Xi pada akhir bulan depan.
BERSAMBUNG HALAMAN SELANJUTNYA >>>
(ank/dru)
http://bit.ly/2VBLQuE
May 15, 2019 at 12:31AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bikin Sedih! 7 Hari Terakhir, Rupiah Hanya Menguat 2 Kali"
Post a Comment