
Data Refinitiv menunjukkan koreksi harga Surat Utang Negara (SUN) yang terjadi di pasar obligasi semakin besar begitu Bank Indonesia mengumumkan neraca transaksi berjalan yang kian defisit. Padahal ketika baru dibuka, harga obligasi hanya terkoreksi tipis bahkan cenderung stagnan.
Neraca transaksi berjalan pada kuartal-I 2019 tercatat defisit sebesar US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka CAD (current account deficit) itu jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% PDB.
Selain faktor tersebut, memanasnya negosiasi dagang China-AS turut membuat tekanan jual semakin deras di pasar SUN. Koreksi harga obligasi tercermin dari empat seri acuan (benchmark) dan tingkat imbal hasilnya (yield) naik. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 1,1 basis poin (bps) menjadi 8,53%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Rerata kenaikan yield empat seri acuan SUN pada siang ini 0,3 bps, lebih besar daripada rerata kenaikan pada pagi hari 0,12 bps.
Yield Obligasi Negara Acuan 10 Mei'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 9 Mei'19 (%) | Yield 10 Mei'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 9 Mei'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.559 | 7.56 | 0.10 | 7.5514 |
FR0078 | 10 tahun | 8.058 | 8.049 | -0.90 | 8.0269 |
FR0068 | 15 tahun | 8.523 | 8.534 | 1.10 | 8.5213 |
FR0079 | 20 tahun | 8.61 | 8.619 | 0.90 | 8.5936 |
Avg movement | 0.30 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 959,45 triliun SBN, atau 38,33% dari total beredar Rp 2.502 triliun berdasarkan data per 8 Mei.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 66,2 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas yaitu 0,33%, sedangkan nilai tukar rupiah masih menguat 0,03%. Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di Brasil, China, Filipina, Rusia, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, penguatan dialami pasar bund Jerman, gilt Inggris, dan US Treasury AS.
Meskipun pasar keuangan global sedang mengalami kontraksi karena perang dagang China-AS, tetapi beberapa pasar obligasi negara berkembang ternyata sudah mampu mengalami penguatan. Padahal, biasanya jika terjadi tekanan dan sentimen negatif di pasar keuangan global, pasar obligasi negara berkembang jarang menguat karena menjadi sasaran tekanan jual dari investor global yang mencari instrumen yang dianggap lebih aman.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 9 Mei'19 (%) | Yield 10 Mei'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.88 | 8.81 | -7.00 |
China | 3.355 | 3.318 | -3.70 |
Jerman | -0.043 | -0.05 | -0.70 |
Perancis | 0.327 | 0.342 | 1.50 |
Inggris | 1.139 | 1.135 | -0.40 |
India | 7.375 | 7.416 | 4.10 |
Jepang | -0.052 | -0.048 | 0.40 |
Malaysia | 3.779 | 3.796 | 1.70 |
Filipina | 5.846 | 5.798 | -4.80 |
Rusia | 8.15 | 8.14 | -1.00 |
Singapura | 2.181 | 2.166 | -1.50 |
Thailand | 2.455 | 2.47 | 1.50 |
Amerika Serikat | 2.483 | 2.446 | -3.70 |
Afrika Selatan | 8.58 | 8.535 | -4.50 |
http://bit.ly/2VdqUVN
May 10, 2019 at 09:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Data CAD Makin Lebar, Pasar Obligasi Ketiban Sial"
Post a Comment