Namun performa Bale di Madrid tidak pernah meyakinkan. Oke, si pelari cepat itu total tampil di 231 laga dengan torehan 102 gol di seluruh kompetisi selama berseragam putih-putih. Akan tetapi Bale tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang Cristiano Ronaldo, sang pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi klub yang bermarkas di Stadion Santiago Bernabeu. Selepas kepergian Ronaldo ke Juventus (Italia), terbukti Bale tidak bisa meneruskan kejayaan El Real baik di kompetisi domestik maupun kancah antar klub Eropa. Pada musim 2018/2019, Madrid finis di posisi ketiga di La Liga. Tertinggal 19 poin dari sang musuh dunia-akhirat, Barcelona, yang menjadi juara. Sementara di Liga Champions Eropa, Madrid gagal mempertahankan trofi yang diraih selama tiga musim beruntun. Sergio Ramos dan kompatriot dikandaskan oleh tim muda Ajax Amsterdam (Belanda) di babak 16 besar.
Performa yang merosot membuat Madrid gonta-gonti pasangan, eh pelatih, pada musim ini. Pada awal musim, pelatih Madrid adalah Julen Lopetegui. Eks pelatih tim nasional Spanyol itu kemudian dipecat dan posisinya digantikan oleh caretaker Santiago Hernan Solari. Namun mantan winger Madrid itu tidak bertahan lama, karena Zinedine Zidane yang pulang dari pertapaan kembali menjadi entrenador. Masuknya sang maestro asal Prancis ternyata tidak banyak membantu, Madrid masih saja keteteran. Tampaknya Madrid memang kehilangan separuh nyawa (bahkan mungkin tiga perempat) ketika ditinggalkan CR7. Bale yang digadang-gadang mampu menjadi penerus ternyata mengecewakan.Di La Liga, Bale tampil 29 kali musim ini dengan torehan delapan gol. Kalau orang ini diproyeksikan menjadi penerus Ronaldo memimpin lini serang Madrid, tentu sebuah hasil yang sangat minimalis.
Oleh karena itu, tidak heran Zidane kecewa. Dalam pertandingan terakhir La Liga menghadapi Real Betis di Bernabeu (di mana Madrid kalah 0-2), Bale duduk di bangku cadangan dan tidak dimainkan sampai peluit panjang berbunyi. Kapten tim nasional Wales pun tidak ikut dalam lap of honour di depan para pendukung, langsung ngeloyor ke ruang ganti.
"Ketika terjadi situasi yang tidak saya sukai, atau membuat saya tidak nyaman, maka saya harus melakukan yang terbaik. Mungkin saja itu akan menyulitkan bagi sebagian pemain," kata Zidane.
"Kita semua tentu tidak bisa melupakan apa yang sudah dia (Bale) lakukan di sini. Namun saya harus hidup pada masa kini dan berpikir untuk masa depan. Kita lihat saja nanti (apakah Bale masih bertahan atau tidak), sejujurnya saya tidak tahu," lanjutnya dalam konferensi pers usai laga kontra Betis, mengutip ESPN.
Diperlakukan begitu rupa, Bale seolah melawan. Radioestadio, radio berita Spanyol, mengabarkan bahwa Madrid harus menghormati kontraknya yang masih tersisa tiga tahun.
"Jika mereka ingin saya pergi, maka mereka harus membayar GBP 15 juta (Rp 274,54 miliar) per musim. Namun jika tidak, saya akan tinggal. Bahkan kalau hanya untuk bermain golf, akan saya lakukan," ungkap Bale kepada rekan-rekan setimnya.
Kalau memang Madrid berniat melepas Bale, maka kemungkinan besar modal EUR 100 juta yang sudah dikeluarkan tidak akan bisa kembali. Bale sudah berusia 29 tahun, dan penampilannya di Madrid kurang meyakinkan. Sangat sulit menemukan klub yang bersedia membayar semahal itu.
Opsi lainnya adalah Bale pergi dengan status pinjaman. Namun dengan gajinya yang mencapai GBP 500.000 (Rp 9,15 miliar) per pekan, mencari klub yang mau meminjam Bale akan sama sulitnya. Solusinya adalah Madrid membayar sebagian gaji Bale selama masa peminjaman.
Sungguh bukan sebuah perjalanan yang manis bagi mantan pemain sepakbola termahal di planet bumi. Apa yang terjadi terhadap karier Bale di Madrid membuktikan bahwa harga tidak selamanya berbanding lurus dengan rupa.
Sayang sekali...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
http://bit.ly/2M6cDuG
May 26, 2019 at 10:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gareth Bale: Dulu Termahal di Dunia Sekarang Disia-siakan!"
Post a Comment