Meski berhasil menguat, IHSG sepanjang hari bergerak dalam teritori merah. Kementerian perdagangan China mengatakan "sangat menyesalkan" langkah Pemerintah AS yang secara resmi menaikkan bea masuk barang impor China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%.
Investor masih menaruh harapan dari pertemuan Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan pejabat AS yang masih berlangsung di Washington. Ada kemungkinan pertemuan tersebut akhirnya mencapai sebuah kesepakatan menuju damai dagang.
Tidak hanya IHSG yang menguat, rupiah juga bergerak ke utara alias naik. Pada penutupan pasar spot kahir pekan, US$ 1 dibanderol Rp 14.320. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Namun, penguatan IHSG masih dibayangi aksi jual investor asing, hari ini asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 859 miliar. Faktor dari dalam negeri membuat investor asing cukup galau.
Bank Indonesia (BI) dalam paparannya pagi tadi, mengumumkan defisit pada transaksi berjalan (current account deficit/CAD) mencapai US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit tersebut jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2018 sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% PDB. Adapun data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 masih surplus sebesar US$ 2,4 miliar, jauh lebih baik ketimbang kuartal I-2018 yang defisit US$ 3,8 miliar.
Secara teknikal, IHSG masih dalam tekanan jangka pendek karena bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2YkWq6k
May 11, 2019 at 12:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hari Ini IHSG Bak Roller Coaster, Tapi Berakhir Hijau"
Post a Comment