"Dua tanker minyak Saudi menjadi korban serangan sabotase di zona ekonomi eksklusif Uni Emirat Arab, di lepas pantai Fujairah milik Emirat, saat kapal-kapal tersebut menyeberang Teluk Arab," SPA melaporkan dengan mengutip Menteri Energi, Khalid al-Falih.
UEA pada Minggu mengatakan, empat kapal komersial dari berbagai negara telah menjadi sasaran sabotase di lepas pantai Fujairah, dilansir dari AFP.
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang tengah memperkuat kehadiran militernya di wilayah itu. AS telah menempatkan beberapa pesawat pengebom B-52 sebagai respons atas dugaan ancaman yang datang dari Teheran.
Falih mengatakan, sabotase itu tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa atau kebocoran minyak.
"Namun, sabotase ini menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap struktur kedua kapal tersebut," ujarnya.
Salah satu dari tanker itu dalam perjalanan untuk mengisi muatannya dengan minyak mentah dari terminal minyak Saudi Ras Tanura di Teluk Arab untuk dikirimkan kepada konsumen di AS, kata sang menteri.
UEA tidak menyebutkan siapa pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang terjadi Minggu pagi itu, namun memperingatkan bahwa aksi sabotase terhadap kapal-kapal komersial dan sipil yang mengancam keamanan, serta kehidupan para awaknya adalah sebuah tindakan serius.
Tidak ada korban luka dalam serangan itu, dan Abu Dhabi menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk membantu menjaga keamanan di jalur laut.
![]() |
Pelabuhan Fujairah adalah satu-satunya terminal UEA yang terletak di tepi pantai Laut Arab, memotong Selat Hormuz yang menjadi tempat sebagian besar ekspor minyak wilayah itu dikirimkan. Iran telah berulang kali mengancam akan menutup wilayah itu, bila konfrontasi militer dengan AS terjadi.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, Rabu (8/5/2019), mengumumkan negaranya tidak akan lagi mematuhi dua ketentuan khusus yang tertuang dalam perjanjian nuklir negara itu.
Hal itu terjadi tepat satu tahun setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan diri Amerika dari perjanjian nuklir. Perjanjian itu kini sedang dalam ketidakpastian meski beberapa negara yang tergabung dan menandatangani perjanjian itu, seperti Eropa, Rusia dan China, masih ingin menyelamatkannya.
Rouhani tidak mengatakan akan mengakhiri kesepakatan sepenuhnya, tetapi ia memberi Eropa sebuah ultimatum bahwa Benua Biru memiliki waktu 60 hari untuk menentukan akan mengikuti pemerintahan Trump, atau melanjutkan perdagangan minyak dengan Iran untuk menyelamatkan perjanjian nuklir itu. Langkah tersebut berpotensi melanggar sanksi AS. (wed)
http://bit.ly/30o946m
May 13, 2019 at 07:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hubungan AS-Iran Panas, Kapal Tanker Arab Saudi Diserang"
Post a Comment