Search

Kacau! Jelang Ramadan Harga Bawang Putih Tak Terkendali

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga pangan lumrah terjadi menjelang bulan Ramadan karena umumnya umat Islam di Tanah Air menimbun stok bahan makanan untuk persiapan menghadapi puasa selama sebulan penuh. Selain itu, konsumsi bahan pangan juga cenderung meningkat akibat maraknya jamuan buka puasa bersama.

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, sejumlah harga bahan makanan mengalami peningkatan sepanjang bulan April 2019.


Harga bawang putih tercatat meningkat paling pesat di antara yang lain, yaitu mencapai 42,2%. Per 30 April 2019, harga rata-rata nasional bawang putih di pasar tradisional adalah sebesar Rp 49.750/kg.

Bahkan di DKI Jakarta, 1 kg bawang putih harus ditukar dengan uang senilai Rp 62.500. Harga tertinggi sendiri terjadi di kota Merauke, NTT yang mencapai Rp 68.750/kg, setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh Rp 70.000/kg.


Bawang putih memang menjadi momok kali ini lantaran izin impor yang terlambat keluar. Pada akhirnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan izin impor bawang putih sebanyak 115 ribu ton telah diterbitkan kepada importir swasta.

"Sudah ke sektor swasta 115 ribu ton. Ini semua yang menanam sesuai dengan ketentuan Permentan [Peraturan Menteri Pertanian]," kata Enggartiasto di kompleks kepresidenan, Senin (29/4/2019).

Tepatnya, per Kamis (25/4) Kementerian Perdagangan telah menerbitkan telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bawang putih sejumlah 115.765 ton kepada 8 perusahaan importir swasta untuk tahun ini.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, izin impor tersebut akan berlaku hingga 31 Desember 2019. Adapun seluruh bawang putih tersebut akan diimpor dari China, selaku negara penghasil utama.

Seperti diketahui, RI rutin mengimpor bawang putih lantaran produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Tjahya Widayanti pernah mengatakan bahwa sekitar 95 persen dari kebutuhan bawang putih secara nasional masih bergantung kepada impor.

Adapun kebutuhannya rata-rata 450 ribu hingga 500 ribu ton per tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang tahun lalu saja RI mengimpor bawang putih sebanyak 582.994 ton, dengan 99,6% berasal dari China.

Ketika dikonfirmasi CNBC Indonesia terkait harga yang terus meroket meskipun izin impor telah turun, Tjahya menjawab singkat bahwa pihaknya saat ini masih mengandalkan stok yang ada di importir-importir swasta untuk digelontorkan dalam bentuk Operasi Pasar.

"Masih ada stok di importir," kata Tjahya kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/5/2019).

Kemendag bersama para importir terus berjibaku menggelar Operasi Pasar bawang putih dengan harga di tingkat konsumen sebesar Rp 30.000-32.000/kg. Operasi Pasar di DKI Jakarta dilakukan di 12 pasar titik pantauan inflasi, antara lain Pasar Senen, Pasar Minggu, Pasar Jatinegara, Pasar Kramat Jati, Pasar Baru, Pasar Tomang Barat, Pasar Glodok, dan Pasar Tanah Abang.

Buwas Bicara Soal Impor Pangan & Pemburu Rente
[Gambas:Video CNBC]

Sementara di luar Jakarta, Operasi Pasar bawang putih dilakukan di pasar tradisional di wilayah-wilayah yang terpantau mengalami kenaikan harga, antara lain Surabaya, Lampung, Samarinda, Riau, Manado, Palembang, dan Jambi.

"Bisa saja ada total sekitar 100-an ton yang disiapkan untuk Operasi Pasar, karena stok di masing-masing importir kan juga sudah tipis, jadi sedang kita monitor terus. Per hari kita akan keluarkan minimal 8-10 ton, kalau bisa lebih 20 ton ya akan dikeluarkan segitu," kata Tjahya.

Untuk menghindari kenaikan harga bawang putih yang ekstrem terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, pemerintah perlu mempercepat mekanisme penerbitan izin impor, termasuk Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian, yang perlu melakukan verifikasi lapangan atas kewajiban tanam 5% dari izin impor tahun sebelumnya.

Seyogyanya, izin impor dapat diberikan di akhir tahun sebelumnya sebelum tahun berjalan, atau paling lambat di Januari. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2PG3Iyl
May 02, 2019 at 05:03PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kacau! Jelang Ramadan Harga Bawang Putih Tak Terkendali"

Post a Comment

Powered by Blogger.