Hal tersebut dikemukakan Jokowi di depan menteri Kabinet Kerja dan ratusan pemerintah daerah dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2019 di Shang-rila Hotel, Kamis (9/5/2019).
Kejengkelan Jokowi tak hanya ditunjukkan dalam merespons para menteri yang disebut tak mampu mengatasi persoalan perizinan investasi yang masih rumit, melainkan juga mengenai sistem pendidikan di Indonesia.
"Zaman sekarang sudah masuk digital ekonomi, SMK kita masih jurusannya bangunan. Sudah 50 tahun lebih jurusan bangunan," kata tegas Jokowi.
Jokowi menekankan, perkembangan ekonomi digital saat ini perlu direspons dengan berbagai terobosan baru, terutama di bidang pendidikan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang berkompeten.
"50 tahun lebih jurusan masih jurusan bangunan, jurusan mesin. Yang jelas dong. Mesin-mesin apa gitu. Jurusan dari dulu kaya gitu terus. Ya meskipun saya tahu beberapa SMK ini sudah mulai berubah, tapi saya ingin semuanya berubah," katanya.
![]() |
"Dunia sudah berubah cepat. Artificial Intelligence, Big Data, Internet of Things, Virtual Reality, 3D printing, kita masih jurusan bangunan, jurusan mesin. Jurusan apa lagi," tegas Jokowi.
Jokowi menegaskan, fokus pembangunan pemerintah ke depan yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu, dibutuhkan peran pemangku kepentingan terkait untuk bekerja sama.
"Pemerintah pusat, pemprov kabupaten kota harus berbondong-bondong bersama menyelesaikan ini. Training, pelatihan, agar skill keterampilan anak-anak kita, tenaga kerja kita menjadi lebih baik," jelasnya.
(gus)
http://bit.ly/2VR1q52
May 09, 2019 at 07:29PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kesalnya Jokowi, 50 Tahun Jurusan SMK di RI Tak Berkembang"
Post a Comment