Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemilikan obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) oleh China turun, dan menjadi bukti bahwa Presiden China Xi Jinping sudah melancarkan aksi tandingan dalam perang dagangnya dengan Presiden AS Donald Trump. Aksi cakar-cakaran tersebut tentulah membuat benang kusut yang menghubungkan kedua negara semakin sulit terurai. Bagaimana pergerakan posisi kepemilikan China di pasar obligasi negara AS atau US Treasury? Data US Treasury menunjukkan investor asal China, baik pemerintah maupun swastanya, tercatat sudah menjual US$155,1 miliar US Treasury sejak Januari 2014. Dengan demikian, nilai obligasi pemerintah AS yang dipegang China menjadi US$ 1,12 triliun per Maret 2019.
Sejak akhir Maret tahun lalu, nilai UST yang dilepas China mencapai Rp 67,2 miliar atau turun 5,66%.
Secara berurut, investor asal China adalah pemilik asing dari US Treasury yang paling besar, diikuti oleh Jepang, Inggris, Brasil, Irlandia, Luksemburg, Swiss, Cayman Island, Hong Kong dan Belgia. Pada periode tahunan tersebut dan dari 10 negara tersebut, China bukanlah satu-satunya negara yang melakukan aksi jual bersih (net sell) US Treasury karena adalah ada juga Irlandia dan Swiss yang masing-masing melepas US$ 40,5 miliar dan US$ 19 miliar. Secara otomatis, ada tujuh negara yang memperbesar porsi kepemilikan US Treasury di dalam portofolionya dengan nilai aksi beli bersih (net buy) terbesar dibukukan oleh Belgia dan Inggris Raya.
Yang menarik, negara pulau Cayman Island yang menjadi jajahan Inggris Raya di Laut Karibia yang PDB-nya US$ 2,5 miliar pada 2014 atau 1/15 dari PDB Indonesia turut membeli US Treasury dalam jumlah jumbo pada periode tersebut. Masing-masing dari tiga negara tersebut mengoleksi US Treasury senilai US$ 59,9 miliar, US$ 53,5 miliar, US$ dan 53,4 miliar.
Dihitung dari Februari, nilai obligasi dolar AS pemerintahan Paman Sam yang dimiliki China juga berkurang US$ 10,4 miliar atau 0,92% dan menjadikan China satu-satunya dari 10 negara tadi yang melepas US Treasury pada periode tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/prm)
Let's block ads! (Why?)
http://bit.ly/2Vvf6ON
May 17, 2019 at 11:47PM
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Indeks Shanghai Dibuka Naik Tipis, Masih Belum Pede Sprint
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka menguat tipis 0,05% ke level 2.925,79, sementara i… Read More...
Tunggu Data FDI, Simak Saham Pilihan Broker Hari Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,83% ke level 6.456,5… Read More...
Cuan Lagi! IHGS Hari Ini Berpotensi MenguatJakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang minggu kemarin kembali mengua… Read More...
Rupiah Melemah, Khasiat 'Jamu Manis' BI Sudah Habis?[unable to retrieve full-text content]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berger… Read More...
Menanti Sinyal Baru Dari The Fed, Straits Times Pilih Mundur
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura membuka awal pekan di zona merah seiring deng… Read More...
0 Response to "Membedah Jejak China di Kepemilikan Obligasi AS"
Post a Comment