Search

Penjualan Pakaian di Ramadan Naik 20%, Mayoritas dari China

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman (mamin) serta tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi dua sektor yang paling menikmati peningkatan permintaan memasuki bulan Ramadhan.

"IKM yang tumbuh signifikan di bulan Ramadhan makanan sudah jelas, lalu pakaian jadi seperti baju muslim. Kemarin kita sempat berpikir penjualan dan daya beli masyarakat turun, tapi ternyata naik," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (14/5/2019).


Gati menjelaskan, dalam gelaran pameran kerajinan Inacraft beberap waktu lalu, pakaian menjadi produk yang paling banyak terjual. Kenaikan penjualan pakaian di bulan Ramadhan disebutnya mencapai 20%.

"Penjualan pakaian orang per orang naik tiga kali lipat kemarin, tapi secara keseluruhan 18-20%," ujarnya.

Penjualan Pakaian di Ramadan Naik 20%, Mayoritas dari ChinaFoto: Prima Wirayani

Kendati demikian, Gati mengakui memang banyak produk kain dalam negeri yang tidak terserap karena adanya impor. Dirinya juga sudah menerima keluhan dari asosiasi tekstil.

"Kami sudah komunikasi dengan teman-teman API [Asosiasi Pertekstilan Indonesia], karena tidak hanya kain tapi pakaian jadi juga banyak yang diimpor. Salah satunya, [perjanjian perdagangan bebas] dengan China [membuat] kita tidak boleh menahan-nahan produk mereka. Pedagang kan pikirannya cari untung, beli murah jual mahal," kata Gati.

Secara kuantitas, dia mengungkapkan, jumlah produk tekstil dan pakaian jadi yang diimpor masih sedikit. Namun demikian, kualitasnya seringkali lebih tinggi.

Simak video terkait industri tekstil di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2JjRUS5
May 15, 2019 at 12:19AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Penjualan Pakaian di Ramadan Naik 20%, Mayoritas dari China"

Post a Comment

Powered by Blogger.