Lembaga riset Gartner mengatakan penjualan smartphone dunia turun sekitar 2,7% di tiga bulan pertama tahun ini dengan 373 juta unit terjual secara global. Penjualan smartphone di Amerika Serikat (AS) anjlok 15,8% sementara di China turun 3,2%, dilansir dari ZDnet, Rabu (29/5/2019).
Samsung masih menduduki peringkat pertama dengan pangsa pasar terbesar, disusul Huawei dan Apple.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, Samsung menguasai 19,2% pasar smartphone global sementara Huawei meraup 15,7% pasar disusul Apple dengan 11,9%.
Pangsa pasar Samsung dan Apple telah menurun sejak kuartal pertama 2018 namun tidak dengan Huawei.
Foto: Huawei (REUTERS/Tyrone Siu)
|
Meskipun mendapat berbagai serangan politik dari beberapa negara di dunia, termasuk AS yang mengaitkan jaringan 5G Huawei dengan risiko keamanan nasional, perusahaan telekomunikasi asal China itu mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi dibandingkan para rivalnya.
Gartner mengatakan Huawei membukukan pertumbuhan 44,5% secara tahunan dengan penjualan ponsel pintar mencapai 58,4 juta unit di periode tersebut.
Huawei secara khusus mencatatkan kinerja yang sangat baik di pasar ponsel terbesar dunia, yaitu Eropa dan Greater China. Penjualan pabrikan pimpinan Ren Zhengfei itu melonjak 69% di Eropa dan 33% di China. Huawei bahkan memiliki 29,5% pangsa pasar smartphone di Negeri Tirai Bambu, dilansir dari Reuters.
Perusahaan mengklaim bahwa kuatnya basis konsumen yang loyal menjadi kekuatannya di China, ditambah dengan ketersediaan smartphone untuk level pengguna baru hingga premium.
Namun, dampak sanksi AS sepertinya akan menghantui para calon pembeli produk Huawei. AS pada 15 Mei melarang Huawei membeli produk-produk dari pemasok Negeri asal Paman Sam dengan alasan membahayakan keamanan nasional.
Pemerintahan Presiden Donald Trump kemudian melunak pekan lalu dan memberi Huawei izin untuk membeli produk AS, termasuk mendapatkan update sistem operasi Android terbaru, hingga 19 Agustus.
Berbagai perusahaan yang telah menghentikan seluruh atau sebagian bisnisnya dengan Huawei menyusul blacklst tersebut, di antaranya Google, ARM milik SoftBank, Intel, Qualcomm, dan Panasonic.
PriceSpy, sebuah situs perbandingan produk yang menarik rata-rata 14 juta pengunjung per bulan mengatakan handset Huawei mendapat klik yang semakin sedikit dari para pembeli online.
"Ketidaktersediaan aplikasi dan layanan Google di smartphone Huawei, bila diberlakukan, akan mengganggu bisnis ponsel pintar internasional Huawei yang merupakan hampir separuh dari bisnis ponselnya di seluruh dunia," kata Anshul Gupta, direktur senior riset Gartner, dilansir dari Reuters.
"Hal ini tidak hanya membuah pembeli gelisah namun juga akan membatasi pertumbuhan Huawei dalam waktu dekat," tambahnya.
Saksikan video mengenai kerajaan bisnis Huawei berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2EFltcE
May 29, 2019 at 02:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penjualan Smartphone Global Turun, Huawei Malah Melejit 44%"
Post a Comment